Benarkah Jus Mengkudu Bisa Percepat Penyembuhan Covid-19? Ini Kata Ahli

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 23 Juli 2020 | 18:45 WIB
Benarkah Jus Mengkudu Bisa Percepat Penyembuhan Covid-19? Ini Kata Ahli
Pembuat minuman herbal sari pati buah mengkudu, Trasdar C-19, Iwan Paturusi, menunjukkan produk yang siap didistribusikan bagi pasien COVID-19 di rumah produksinya, jalan Melati, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/Darwin Fatir.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini ramai kabar sejumlah pasien yang mengklaim sembuh setelah mengonsumsi jus mengkudu. Minuman yang dimaksud ialah Trasdar Jus C-19 yang dibuat dari olahan sari pati buah mengkudu.

Tapi Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. Inggrid Tania meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan testimoni dan klaim yang diberikan. Ia mengatakan bahwa butuh penelitian yang jelas sebelum mengklaim efektivitas sebuah produk, termasuk minuman herbal.

Inggrid menjelaskan, bahwa menurut penelitian terdahulu, mengkudu memang memiliki sifat untuk meningkatkan imunitas tubuh, meredakan demam dan juga batuk. 

Mengkudu, Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah. (Shutterstock)
Mengkudu, Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah. (Shutterstock)

"Tetapi kalau dikatakan antivitrus belum bisa, misal belum bisa dikatakan bisa menyembuhkan SARS-Cov2, tapi secara teori sebelum nya itu sangat mungkin karena sudah ada khasiat sebagai peningkat imunitas dan pereda demam dan bantuk. Tetapi kalau peraturan tidak boleh diklaim obat Covid-19," kata Inggrid saat dihubungi Suara.com, Kamis, (23/7/2020).

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Genetik Kelelawar Bisa Melawan Virus Corona Covid-19

Inggrid melanjutkan, bahwa klaim sepihak seperti tersebut sangat membayakan masyarakat. Hal ini bisa membuat masyarakat menyepelekan bahaya Covid-19.

"Jadi karena ada percaya kalau seperti itu, jadi menganggap gampang Covid-19, ringan dengan macam suplemen tadi herbal saja sudah Sembuh. Yang dikahwatirkan itu, jadi orang orang abai terhadap pencegahan dan protokol kesehatan," ujar Inggrid.

Oleh karena itu ia meminta masyarakat untuk lebih kritis lagi dalam menerima informasi. Ia menyarankan untuk mencari kebenaran informasi tersebut ke lembaga terpercaya seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta organisasi profesi terkait.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI