Suara.com - Bayi baru lahir selalu dianjurkan untuk dijemur agar mendapat paparan sinar matahari. Kandungan vitamin D yang terdapat pada sinar matahari bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan dalam tubuh.
Ahli alergi Imunoligi Anak Indonesia Prof. Dr. Budi Setiabudiawan menjelaskan bahwa sinar matahari terdapat dua jenis, yaitu ultra violet A dan Ultra violet B. Sedangkan sinar yang mengandung vitamin D adalah ultra violet B.
Salah satu yang membedakan keduanya adalah, ultra violet A selalu ada sejak matahari terbit sampai terbenam. Sedangkan ultra violet B hanya pada jam tertentu.
"Sinar ultra violet B baru muncul pada sekitar pukul 09.30 sampai dengan jam 3 sore," kata dokter Budi dalam webinar Kalbe, Kamis (23/7/2020).
Baca Juga: Pertama Kali! Bayi Baru Lahir di Riau Positif Corona
Oleh sebab itu, ia menganjurkan, bayi sebaiknya dijemur di antaa waktu tersebut dan cukup dilakukan selama sepuluh menit.
"Kalau dijemur saat pagi sekali, di bawah jam 9, berarti ultra violet B belum muncul. Jadi bayi tidak akan mendapat vitamin D. Cuma dapat kehangatan saja," katanya.
Ia menambahkan, bayi tidak perlu dilepaskan seluruh pakaiannya saat dijemur. Menurutnya, yang terpenting bagian siku hingga telapak tangan dan lutut sampai telapak kaki terpapar sinar sinar matahari.
Sebab kadar Vitamin D yang dibutuhkan manusia sebenarnya antara 30 nanogram/mililiter sampai 100 nanogram/mililiter.
"Kalau pun bayi pakai kereta dorong, dilihat supaya ada bagian kulit yang terpapar. Jangan takut kelebihan vitamin D, karena nanti akan di pecah lagi di dalam tubuh," katanya.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Bayi Tiba-tiba Alami Penurunan Berat Badan?
Ia memaparkan bahwa berjemur pada waktu yang salah bukan hanya berisiko tidak mendapatkan vitamin D. Tetapi sinar ultraviolet A memiliki berbagai dampak negatif bagi kulit.