Suara.com - Seorang dokter di Israel kembali tertular virus corona setelah dua bulan dinyatakan pulih. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran mengenai antibodi yang hanya mampu bertahan sebentar.
Dilansir dari The Sun, mulanya tenaga medis Israel ini dilaporkan tertular virus pada bulan April selama wabah awal Covid-19. Ia kemudian dinyatakan bebas dari virus pada bulan Mei dan Juni.
Tetapi setelah melakukan kontak dengan pasien Covid-19 bulan Juli, dia kembali dinyatakan positif.
“Apa yang kami lihat sangat menakutkan,” kata Profesor Gabriel Izbicki dari Pusat Medis Shaare Zedek di Yerusalem mengatakan kepada The Times of Israel.
Baca Juga: Perusahaan Inggris Luncurkan Tes Antibodi Covid-19, Akurat Hingga 97,5%
“Lebih dari separuh pasien, berminggu-minggu setelah tes negatif, masih menunjukkan gejala. Ada sangat sedikit penelitian tentang efek jangka menengah dari virus corona,” tambahnya.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa beberapa pasien Covid-19 yang pulih mungkin tidak memiliki kekebalan sepenuhnya.
“Sangat mengkhawatirkan, mengapa mereka tidak memiliki antibodi,” kata Margarita Mashavi, kepala kedokteran internal di Wolfson Medical Center di Holon.
Tes positif kedua adalah fenomena yang masih belum sepenuhnya dipahami dan para ilmuwan tidak yakin apakah orang dapat terinfeksi Covid-19 dua kali.
Dari apa yang diketahui tentang virus, orang yang pernah menggunakan Covid-19 harus mengembangkan tingkat kekebalan.
Baca Juga: Dokter Positif Usai 3 Bulan Sembuh dari Covid-19, Teori Antibodi Keliru?
Ada penelitian terbaru yang menunjukkan tingkat antibodi menurun setelah dua hingga tiga bulan, sementara yang lain menunjukkan tingkat antibodi stabil dan bahkan meningkat.
Beberapa orang mungkin menderita kemunculan kembali penyakit yang sama akibat virus yang bersembunyi di tubuh mereka.