Selain itu orangtua yang harus membagi waktu antara pekerjaan dan mendampingi anak belajar di rumah juga menjadi persoalan bagi anak.
Farisa (8) siswi kelas 3 SD misalnya, baru bisa belajar di malam hari, karena menunggu ibunya pulang kerja.
"Aku belajar ngerjain tugasnya malem nunggu Bunda pulang kerja. Soalnya di rumah enggak ada yang ngajarin, ayah juga kalau siang pergi, pulangnya baru malem," ungkapnya yang akrab disapa Icha ini.
Banyak Anak Stres dan Tertekan Selama Belajar di Rumah
Persoalan lain yang juga dialami banyak anak selama belajar di rumah adalah stres.
Baca Juga: Hari Anak Nasional 2020, Menteri Bintang Soroti Kekerasan saat Pandemi
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) sekaligus Psikolog Seto Mulyadi yang menemukan banyak anak stres dan tertekan saat belajar di rumah.
"Dalam keadaan demikian dari beberapa laporan yang kami terima dari LPAI, banyak anak yang mengalami stres dan tertekan, salah satunya adalah (karena) kadang-kadang cara orangtua menghadapi puta-putri tercinta," ujar lelaki yang akrab disapa Kak Seto itu di Graha BNPB beberapa waktu lalu.
Dalam keadaan tertekan ini kemudian orangtua sering memaksakan anaknya untuk belajar, bahkan jika tidak bisa mengerjakan tugas sekolah ada beberapa yang mendapat perlakuan kasar, seperti dicubit atau disebut 'bodoh' dan sebagainya.
Itu pula yang diakui oleh enam anak yang diwawancarai suara.com. Hampir semuanya mengaku pernah mendapat perlakuan tersebut dari orangtua atau saudara yang mendampinginya belajar.
Oleh karena itulah di Hari Anak Nasional 2020 ini, anak-anak yang ditemui Suara.com menceritakan banyak hal tentang keinginan dan cita-citanya, termasuk mengungkapkan isi hatinya untuk para orangtua, guru dan orang-orang dewasa. Apa saja? Tonton yuk videonya.
Baca Juga: Hari Anak Nasional 2020: Dilema Dunia Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19