Beberapa laporan kendala klasik proses belajar mengajar jarak jauh diantaranya adalah, akses internet yang sulit, perangkat gawai, hingga ketiadaan kuota internet.
Sekolah Diharapkan Lebih Bijaksana
Dari ratusan laporan yang masuk ke KPAI mengenai anak dan dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, KPAI mengakui adanya laporan-laporan soal kebijakan sekolah yang dianggap kurang bijaksana dalam menghadapi masalah anak.
Satu kasus mengenai anak di Nganjuk yang tidak naik kelas karena dugaan tidak memiliki laptop untuk melakukan proses sekolah jarak jauh.
Ada juga kasus di Riau di mana seorang anak petani sawit yang terpaksa bekerja di kebun bersama orangtuanya selama pandemi, lalu mendapat hukuman tidak naik kelas karena tidak ikut proses sekolah online.

"Di sisi lain, sekolah tidak memahami kondisi anak yg tidak memiliki fasilitas laptop, HP dan jaringan. Pada akhirnya anak ini tidak naik kelas karena sekolah pun tidaj memberikan jalan keluar terkait kesulitan keluarga," kata Jasra.
Ia mengatakan, di situasi serba sulit seperti sekarang, sekolah baiknya menerapkan aturan dan kebijakan yang kreatif dan luwes.
Misalnya, dengan tidak hanya menilai anak selama proses belajar online saja tetapi juga melihat kualitas anak sebelum pandemi Covid-19 mendera. "Guru bisa mengupulkan tugas sebelum Covid-19 dan disusun sebagai sumber penialain. Bisa juga mendatangi anak dan bertanya tentang kesulitannya. Ingat, dampak Covid-19 ini luar biasa termasuk juga untuk anak."
Anak dan Pandemi
Baca Juga: Hari Anak Nasional, 5 Penyanyi Tanah Air Akan Gelar Konser Amal Online
![Sejumlah murid TK menyetorkan sampah plastik ke sekolah mereka di TK Mutiara, Batu Gadang, Lubuk Kilangan, Padang, Sumatera Barat, Kamis (16/7/2020). [ANTARA/Iggoy el Fitra]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/07/16/40496-sekolah-bayar-pakai-sampah-plastik.jpg)
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menunjukkan, anak-anak memenuhi populasi Indonesia sekitar 30 persen atau kurang lebih sebanyak 79,5 juta anak.