Pada akhirnya, pandemi Covid-19 tak hanya mengusik kesehatan mental orang dewasa tetapi juga memberi tekanan batin pada anak.
Perempuan yang juga berprofesi sebagai Dokter Konsultan Spesialis Anak di Bandung tersebut meminta orangtua untuk mengubah keadaan yang serba sulit seperti saat ini dengan membangun nuansa energi positif demi anak.
Meski belajar serba terbatas dan harus tetap di rumah, orangtua diminta harus kreatif dalam mengajari anak menggunakan metode tidak biasa agar anak tetap gembira.
"Sebagai orangtua optimis, gembira, kreatif, dan bisa berdisiplin itu akan ditularkan, kita tularkan kegembiraan kepada anak," katanya.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Menampilkan Keceriaan Hari Anak
Anak-anak juga diharapkan bisa terangsang jiwa kreatifnya dan menemukan cara bertahan di tengah keterbatasan.
"Sehingga bisa lewati masa pandemi ini. Anggaplah suatu gelanggang latihan, baik untuk orangtua maupun anak untuk disiplin, nanti kapanpun anak-anak kita dewasa nanti, adalah anak-anak yang disiplin," tutup Anggarini.
Sebelumnya berbeda dengan data Gugus Tugas Covid-19, IDAI sempat merilis data bahwa hingga 18 Mei 2020 jumlah anak-anak yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 ada sebanyak 3.324 orang.
Dari jumlah tersebut 129 di antaranya meninggal dunia. Sementara jumlah anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 ada sebanyak 584 anak dengan angka kematian 14 orang.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, 5 Penyanyi Tanah Air Akan Gelar Konser Amal Online