Orang Sakit Flu Tidak Boleh Kelola Daging Kurban, Kenapa?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 23 Juli 2020 | 07:25 WIB
Orang Sakit Flu Tidak Boleh Kelola Daging Kurban, Kenapa?
Ilustrasi hewan kurban. (Suara.com/Kurniawan Mas’ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hanya dalam beberapa hari kedepan Hari Raya Idul Adha akan tiba. Perayaan tersebut juga identik dengan pemotongan hewan kurban.

Jika sebelumnya hampir setiap orang boleh bergotong royong untuk mengelola hewan kurban, kini ada hal lain yang juga mesti diperhatikan. Peneliti hewan kurban drh Supriyanto MVPH meminta para penderita flu tidak mengelola daging kurban. Mengapa?

Menurutnya ini merupakan bagian dari menjaga protokol kesehatan menghindari Covid-19.

Hewan kurban di Blitar (Suara.com/Farian)
Hewan kurban di Blitar (Suara.com/Farian)

"Orang dengan gejala batuk flu dilarang menangani pemotongan," kata Supriyanto dalam webinar DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jakarta Selatan, Rabu, seperti dilansir dari Antara, Rabu, (22/7/2020). 

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Kementan : Pemotongan Hewan harus Aman saat Covid-19

Para penyembelih daging kurban, lanjut dia, juga disarankan untuk mengatur agar tidak terjadi kerumunan saat pemotongan. Terutama ketika pemotongan itu dilakukan di lingkungan masyarakat.

Penggiat dan Peneliti Pemotongan Hewan dan Penanganan Daging ASUH Yogyakarta itu juga mengingatkan bagi setiap orang yang menangani daging kurban agar menggunakan masker dan menjaga kebersihan.

Penting juga, kata dia, panitia menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di tempat strategis pemotongan hewan. "Panitia kurban seminimal mungkin menghindari kerumunan," katanya.

Segala tindakan yang dilakukan sebelum pemotongan hewan, menurut Supri, sangat berpengaruh pada kualitas daging yang dihasilkan. Maka dari itu, penting agar menjaga hewan seperti mengatur agar hewan kurban tidak stres.

Dia mencontohkan hewan yang stres saat disembelih dagingnya akan banyak mengandung asam laktat dan mengandung zat glikogen yang cukup.

Baca Juga: Di Masa Pandemi, Penjualan Hewan Kurban di Malang Malah Melonjak

Dengan begitu, kata dia, daging hewan kurban yang dihasilkan baik dan tidak menjadi keras. Proses pengeluaran darah dari daging kurban juga menjadi sempurna dan tidak membuat daging mudah berbau anyir dan busuk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI