Suara.com - Australia menghadapi peningkatan kasus virus Corona Covid-19 yang cukup signifikan. Demi mencegah penyebaran kasus semakin luas, imbauan penggunaan masker pun semakin digalakkan pemerintah.
Bahkan pemerintah kota Melbourne, kota terpadat kedua di Australia, sejak hari ini mewajibakan penduduknya untuk mengenakan masker ketika meninggalkan rumah. Hal ini dilakukan mengingat pembatasan yang lebih ketat diberlakukan di perbatasan sekitar negara bagian New South Wales untuk mencegah penyebaran virus corona.
Perjalanan lintas batas antara negara bagian Victoria dan New South Wales (NSW) sekarang hanya akan diizinkan untuk urusan pekerjaan, pendidikan atau perawatan medis. Sebelumnya, perbatasan antarkedua negara bagian Australia itu ditutup awal bulan ini untuk pertama kalinya dalam 100 tahun.
Pegawai atau siswa yang bepergian dari Victoria ke NSW untuk masuk ke sekolah-sekolah atau universitas berasrama sekarang diminta untuk mengisolasi diri selama dua pekan dan telah dinyatakan negatif terjangkit virus corona, sementara pekerja musiman dari Victoria dilarang masuk.
Baca Juga: Malaysia Godok Aturan Wajib Pakai Masker, Ini Ancaman buat Pelanggar!
Melbourne telah mengalami peningkatan pesat jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, dengan virus corona baru menyebar ke banyak panti jompo dan beberapa penjara.
Sementara negara bagian Victoria telah mencatat kurang dari 6.300 total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, hampir setengah dari total kasus Covid-19 di Australia. Victoria mencatat 364 kasus baru infeksi corona pada Selasa (21/7/2020).
Australia telah mencatat hampir 12.500 kasus Covid-19 dan 126 kematian sejak pandemi dimulai awal tahun ini. Meskipun laporan kesehatan Australia secara keseluruhan lebih baik daripada banyak negara kaya di dunia, pihak berwenang dan pembuat kebijakan semakin khawatir tentang penyebaran penyakit infeksi virus corona yang mematikan itu di Melbourne.
Di NSW, di mana Sydney adalah ibu kotanya, dilaporkan 16 kasus baru Covid-19, dan pemimpin NSW Gladys Berejiklian mengatakan negara bagian itu dalam status "siaga tinggi" akibat penularan virus corona baru di komunitas dan adanya lokasi-lokasi kasus baru Covid-19.
Dia menyampaikan keprihatinan atas aksi protes Black Lives Matter, yang direncanakan pada pekan depan, sebagai kemungkinan platform untuk penyebaran virus.
Baca Juga: Rasa Aman Palsu, Penggunaan Face Shield Tanpa Masker Dilarang di Swiss
"Terlepas dari masalah (Black Lives Matter) ini, kita harus mengikuti anjuran kesehatan. Kerumunan besar adalah masalah besar. Sayangnya, kita tidak bisa membiarkan aksi demonstrasi itu berlanjut," kata Berejiklian.