Pasien Kanker Rentan Terpapar Covid-19, Minimalkan Risiko dengan Cara Ini

Selasa, 21 Juli 2020 | 17:32 WIB
Pasien Kanker Rentan Terpapar Covid-19, Minimalkan Risiko dengan Cara Ini
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien kanker rentan terpapar Covid-19 dengan risiko 3,5 kali lipat dibanding pasien yang bukan kanker. Ini termasuk mereka dengan kanker kepala dan leher, yang kasusnya di Indonesia terus bertambah di tahun 2020.

Angka kasus kanker kepala dan leher pada 2020 bertambah sebanyak 883.000, lebih tinggi dibanding pada 2019 dengan 634.000 kasus.

"Terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan pasien kanker rentan terhadap Covid-19, salah satunya adalah masalah imunitas. Kekebalan tubuh yang rendah menjadikan pasien kanker pada saat menjalankan pengobatan rentan terinfeksi virus," ujar Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, SpRad(K), OnkRad selaku Koordinator Pengembangan Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) RSCM melalui rilis yang diterima suara.com, Selasa (21/7/2020).

Sehingga kata Prof. Soehartati, sangat penting bagi pasien kanker untuk meminimalkan risiko paparan virus dengan menjaga kebersihan tangan, pembersihan peralatan sekitar dengan desinfektan, dan menjaga jarak fisik dengan orang lain.

Baca Juga: Ketahui Tanda Langka Kanker Payudara, Penyebab Istri John Travolta Wafat

“Sesuai anjuran pemerintah, para ahli medis juga perlu mengupayakan pedoman pelayanan dan metode pengobatan yang optimal pada pasien kanker, khususnya kanker kepala dan leher yang banyak didominasi oleh penderita stadium lanjut dan memastikan pengobatan tersebut sesuai dengan protokol pencegahan infeksi Covid-19,” tambah Prof. Tati.

Sementara itu, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B-Onk, M.Epid, MARS mengatakan para pasien kanker kepala harus sadar betul akan ada perubahan metode perawatan. Para pasien dituntut selalu aktif melaporkan keluhan dan gejala kepada dokter meski dari jarak jauh.

"Pasien dapat berkonsultasi secara langsung maupun virtual apabila berada pada kondisi yang krusial dan sesuai anjuran dokter. Adanya komunikasi antara ahli medis dan pasien, akan menghasilkan langkah yang tanggap apabila pasien kanker positif terinfeksi Covid-19, seperti pertimbangan ulang terkait pengobatan kanker dan perawatan intensif Covid-19 sehingga menghindari komplikasi lebih jauh," terang Dr. Sonar.

Sedangkan menurut data Globocan 2018, kanker kepala dan leher di Indonesia masuk urutan kelima, dengan lebih banyak diderita oleh laki-laki. Meski begitu, kanker ini juga bisa dialami perempuan dengan rasio 2 berbanding 1 dengan laki-laki.

Baca Juga: Cek Sekarang, Suara Serak Bisa Jadi Tanda Kanker Paru-paru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI