Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan orang yang hidup lebih dari 100 tahun rata-rata memiliki 15 kali lebih banyak dari bakteri Eubacterium limosum di usus mereka.
Para peneliti yang melaporkan penemuan ini satu dekade lalu berspekulasi sifat anti-inflamasi dari bakteri telah membantu orang-orang ini untuk hidup lebih lama.
Sekarang, peneliti di Ohio State University di Columbus telah mengungkapkan bagaimana bakteri dapat mengurangi risiko orang terkena penyakit jantung.
Dalam kultur laboratorium E. limosum, peneliti menemukan bukti yang menunjukkan bakteri ini mencegah produksi bahan kimia trimethylamine (TMA). Penelitian sebelumnya telah mengaitkan bahan kimia TMA dengan aterosklerosis.
Baca Juga: Ini 5 Cara Cegah Penularan Virus di Kabin Mobil, Nomor 5 Rawan Bakteri
Ini adalah kondisi penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Aterosklerosis merupakan penyebab umum penyakit jantung koroner.
"Selama dekade terakhir, telah menjadi jelas bahwa bakteri dalam usus manusia memengaruhi kesehatan kita dalam banyak hal. Organisme yang kami pelajari memengaruhi kesehatan dengan mencegah senyawa bermasalah menjadi lebih buruk," kata penulis penelitian senior Prof. Joseph Krzycki, dilansir Medical News Today.
Ini bisa membantu mencegah aterosklerosis pada orang yang cukup beruntung memiliki banyak E.limosum di usus mereka.
Penelitian masih dalam masa pengembangan, tetapi para ilmuwan mengatakan bakteri bisa berpotensi terapeutik, tidak hanya sebagai cara untuk mengurangi peradangan di usus, tetapi juga sebagai sarana untuk membantu mencegah penyakit jantung.
Uji klinis pada manusia diperlukan untuk menetapkan manfaat dari bakteri ini.
Baca Juga: Ilmuwan Turki Temukan Bakteri Baru Pada Ikan Trout, Bahaya Nggak Ya?
Prof. Krzycki percaya bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana bakteri usus memengaruhi kesehatan kita melalui berbagai macam bahan kimia yang mereka cerna dan hasilkan.