Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan tambahan minum 200–400ml atau 1-2 gelas sebelum waktu belajar dapat meningkatkan performa siswa dalam memperkuat daya tangkap visual dan memori mereka, sehingga akan membantu proses belajar untuk meningkatkan prestasi.
Namun sayang, pada kenyataannya data menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak dan remaja di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan hidrasi mereka.
Tak hanya dalam hal pemenuhan hidrasi, secara umum mengajak anak mengadopsi kebiasaan baru memang tidak mudah.
Psikolog anak dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima, M.Psi. mengatakan, tantangan yang belakangan kerap muncul bagi orangtua adalah sulitnya menjaga motivasi belajar dan melawan kebosanan anak saat pembelajaran dilakukan di rumah.
Baca Juga: Peran Gugus Tugas Covid-19 Akan Digantikan Oleh Anak-Anak, Ada Apa?
"Ditambah lagi selama belajar daring, tingginya frekuensi anak mengakses layar gawai otomatis mengurangi aktivitas mereka bergerak aktif dan memicu bosan,"ujarnya.
Padahal, di masa anak-anak seperti ini, kata Saskhya, sangat dibutuhkan stimulasi lewat gerak aktif dan aktivitas eksplorasi kreatif untuk menunjang perkembangan kognitif secara optimal.
Ia menambahkan bahwa kunci untuk membiasakan anak melakukan kebiasaan baru adalah dengan membangun rutinitas harian dan membuatnya menjadi lebih menyenangkan.
Orangtua juga memiliki peran penting dalam memberikan contoh kebiasaan baik pada anak, baik itu dalam proses belajar maupun dalam menjaga gaya hidup sehat.
“Memang kebiasaan baik akan lebih mudah ditiru oleh anak jika dilakukan oleh orangtua," terang Saskhya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Pemenuhan Hak Gizi di Hari Anak Nasional 2020
Misalnya, untuk mengajak anak aktif, terlebih dulu orangtua menerapkan kebiasaan memulai hari dengan olahraga ringan.