Suara.com - Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang masih terus melanda, Indonesia juga masih dibayangi dengan ancaman dari penyakit Tuberkulosis (TB).
Jika dalam kasus virus corona yang dikutip dari lama World Meters Indonesia menempati peringkat ke 26 dengan kasus 83,693, atau satu nomor di atas China, hal itu berbeda dengan TB.
Presiden RI Joko Widodo mengingatkan Indonesia masuk dalam peringkat tiga besar dunia terkait jumlah penderita tuberkolosis. Hal itu disampaikan Presiden dalam pengantar Rapat terbatas Percepatan Eliminasi TBC di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (27/7/2020).
"Perlu saya kembali ingatkan Indonesia masuk ranking ketiga penderita TBC tertinggi di dunia setelah India dan China," ucap Presiden Joko Widodo dilansir dari Antara.
Jokowi mengatakan TB merupakan salah satu dari 10 penyakit menular yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia, lebih besar dibanding HIV AIDS setiap tahunnya.
Baca Juga: Unpad Siap Lakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari China, Mulai Kapan?
Data tahun 2017 menunjukan 165.000 jiwa meninggal akibat TBC dan tahun 2018 tercatat 98 ribu jiwa meninggal karena TB.
Presiden mengingatkan jajarannya bahwa Indonesia memiliki target bebas TB pada 2030. Oleh karena itu ia meminta dilakukan beberapa hal, termasuk pelacakan penderita TB.
Ia ingin penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) dan COVID-19 dilakukan secara bersamaan.
"Kita sudah memiliki model untuk COVID-19 yaitu pelacakan secara agresif untuk menemukan di mana mereka, kita mungkin nebeng (penanganan) COVID-19 ini agar kita juga melacak yang (menderita) TBC," kata dia.
"Kita harus tahu ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC dan yang ternotifikasi baru 562 ribu sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen ini hati-hati," ujar Jokowi.
Baca Juga: PERSI Jawab Tudingan RS Sengaja Mengcovidkan Pasein Demi Kucuran Dana