Ini Alasan Pasien Kemoterapi Alami Kerontokan Rambut, Seperti Feby Febiola

Selasa, 21 Juli 2020 | 08:25 WIB
Ini Alasan Pasien Kemoterapi Alami Kerontokan Rambut, Seperti Feby Febiola
Feby Febiola [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis cantik Feby Febiola mengejutkan penggemar dengan penampilan terbarunya. Dari unggahan terbarunya di Instagram, perempuan 42 tahun tersebut terlihat memangkas habis rambut panjangnya.

Dalam keterangannya, ia melakukannya karena rambutnya rontok akibat kemoterapi yang sedang dijalaninya.

"Jadi ceritanya aku harus melewati enam kali session chemotherapy, udah mulai rontok-rontok, sekalian aja dibondol. Nanti aku ceritain semuanya deh, aku janji," tulisnya.

Feby mengaku dirinya sedang berada di fase terberat hidupnya, namun ia memastikan kondisinya sehat.

Baca Juga: Tidak Ingin Rambut Rontok? Hentikan Kebiasaan Buruk Ini!

Rambut rontok yang terjadi saat seseorang menjalani kemoterapi sebenarnya hanya akan terjadi sementara. Umumnya ini terjadi karena obat yang dikonsumsi, tapi ada juga beberapa obat yang tidak menyebabkan efek ini.

Unggahan Feby Febiola [Instagram/@febyfebiola_]
Unggahan Feby Febiola [Instagram/@febyfebiola_]

Berdasarkan Hello Sehat, kerontokan rambut akan terlihat dalam dua hingga tiga minggu setelah memulai kemoterapi.

Ini terjadi karena kemoterapi menargetkan semua sel yang dapat membelah secara cepat, termasuk folikel rambut. Fungsi dari folikel ini adalah untuk menumbuhkan rambut.

Dalam kondisi normal, folikel rambut akan membelah setiap 23 hingga 72 jam. Sementara kemoterapi membunuh sel kanker, prosedur ini juga menghancurkan sel rambut.

Tingkat keparahan kerontokan rambut tergantung pada obat, terapi pendukung yang dijalani, dan seberapa lama terapi dilakukan. Setiap obat akan memiliki efek yang berbeda.

Baca Juga: Berapa Jumlah Rambut Rontok yang Normal?

Periode kemoterapi yang rutin diberikan per minggu dalam dosis kecil akan meminimalisir kerontokan. Namun ada terapi lain yang diberikan tiga hingga empat minggu sekali dalam dosis lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI