Pada bulan Oktober saja, Flu Spanyol itu telah menewaskan sebanyak 195 ribu orang Amerika. Langkah yang diambil kala itu menewaskan banyak orang yang sangat muda, dewasa muda dan anak-anak muda.
Gejala yang dialami penderita Flu Spanyol tidak berbeda dengan virus corona Covid-19, yakni termasuk pneumonia dan demam tinggi. Bedanya, pasien Flu Spanyol juga bisa mengalami pendarahan hidung.
Kemudian, pejabat kesehatan menemukan badai sitokin bertanggung jawab atas kematian yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap penyakit yang menyerang tubuh.
Pandemi Flu Spanyol 1918 ini cukup mengejutkan para pejabat kesehatan. Tapi, mereka tidak mengeluarkan peraturan karantina luas kala itu seperti pandemi virus corona Covid-19 sekarang ini.
Baca Juga: Fakta Wanita di Tasikmalaya yang Hamil Hanya 1 Jam Langsung Melahirkan
Artinya, para ilmuwan perlu mengambil pelajaran dari pandemi Flu Spanyol ini dalam mencegah terjadinya gelombang kedua virus corona Covid-19 agar tidak membawa bencana lebih besar.