Mengenal Flu Spanyol, Pandemi Virus Paling Mematikan Tahun 1918!

Senin, 20 Juli 2020 | 18:43 WIB
Mengenal Flu Spanyol, Pandemi Virus Paling Mematikan Tahun 1918!
Pandemi flu spanyol (YouTube/Live Science)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Flu Spanyol merupakan salah satu pandemi virus yang tercatat paling mematikan sepanjang sejarah. Flu Spanyol ini terjadi pada 1918 yang membunuh jutaan orang.

Dilansir dari Science Daily, saat itu Flu Spanyol menyerang pada waktu yang sulit, karena dunia sedang berusaha untuk pulih dari kerusakan akibat Perang Dunia I.

Sehingga pasukan yang berada di garis depan Perang Dunia I menjadi kelompok penyebaran penyakit yang paling efektif. Kasus pertama, lebih dari 600 ribu tentara di Amerika Serikat terinfeksi Flu Spanyol.

Pada akhirnya, virus itu memicu perang dengan merenggut nyawa antara 20 hingga 50 juta orang. Bahkan lebih dari setiap prajurit dan warga sipil tewas selama konflik.

Baca Juga: Fakta Wanita di Tasikmalaya yang Hamil Hanya 1 Jam Langsung Melahirkan

Gelombang pertama Flu Spanyol menyebar ke seluruh Eropa selama April dan Mei 1918. Tetapi, gejala demam tinggi dan malaise hanya berlangsung beberapa hari.

Angka kematian juga dibandingkan dengan flu musiman. Karena awalnya, banyak orang mengira pandemi Flu Spanyol ini sebagai flu musiman biasa.

Pandemi flu spanyol (YouTube/Live Science)
Pandemi flu spanyol (YouTube/Live Science)

Lalu, beberapa orang pun percaya virus itu mungkin telah ada sejak awal Agustus tahun sebelumnya dan kasusnya mulai menurun selama musim panas.

Sayangnya, pejabat kesehatan telah meremehkan kalau Flu Spanyol 1918 mungkin bermutasi di suatu tempat di Eropa. Sehingga, apakah akan ada gelombang kedua flu Spanyol?

Flu Spanyol akan jauh lebih mematikan dari sebelumnya pada musim gugur. Mutasi genetik virus lebih mungkin membunuh orang yang lebih muda, bugar dan sehat dalam hitungan jam.

Baca Juga: Kecemasan dan Depresi, Bisa Jadi Tanda Virus Corona Menyerang Sistem Saraf

Sejak September hingga November, versi baru ini mencari tahu kelompok yang mungkin rentan terhadap flu, seperti orang usia 25 hingga 30 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI