Suara.com - Seekor anjing Carolina Selatan haru di-eutanasia atau suntik mati setelah dinyatakan positif terkena virus korona awal bulan ini, kata pejabat Universitas Clemson.
Dilansir dari New York Post, dokter hewan swasta memutuskan untuk menguji anjing itu setelah salah satu pemiliknya dipastikan memiliki penyakit menular. Demikian kata Dr. Boyd Parr, dokter hewan negara bagian dan direktur Clemson Livestock Poultry Health.
Temuan oleh USDA National Veterinary Services Laboratories mengkonfirmasi bahwa anjing itu terkena virus pada 9 Juli. Temuan itu juga mengindikasikan anjing itu memiliki kondisi kesehatan kronis - yang mengarah pada keputusan untuk menidurkannya.
Anjing itu adalah hewan pertama yang dikonfirmasi memiliki virus di South Carolina, menurut Parr.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Gejala Ringan Bisa Alami Kelelahan Jangka Panjang
Selain itu, awal bulan ini, anjing Fort Worth berusia 2 tahun menjadi anjing pertama di Lone Star State yang dinyatakan positif Covid-19. Bulan lalu, FDA memperingatkan bahwa manusia mungkin dapat menyebarkan coronavirus ke hewan peliharaan mereka.
"Berdasarkan pengetahuan saat ini, tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan memainkan peran penting dalam menyebarkan SARS-CoV-2 kepada orang-orang,” kata Parr.
"Tetap merupakan ide bagus untuk membatasi kontak dengan hewan peliharaan Anda dan hewan lain," tambah dokter itu. "Sama seperti yang Anda lakukan dengan orang lain, jika Anda terinfeksi COVID-19 untuk melindungi mereka dari paparan virus seperti yang direkomendasikan oleh CDC."
Pada bulan April, dua kucing peliharaan di New York dinyatakan positif menderita coronavirus, yang juga membuat harimau dan singa sakit di Kebun Binatang Bronx
Baca Juga: 4 Pastor di Keuskupan Medan Positif Corona Dirawat di RS Elisabeth