Ilmuwan Temukan 6 Jenis Virus Corona Baru, Masing-Masing Gejalanya Berbeda!

Minggu, 19 Juli 2020 | 06:00 WIB
Ilmuwan Temukan 6 Jenis Virus Corona Baru, Masing-Masing Gejalanya Berbeda!
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan kembali menemukan virus corona dalam enam bentuk yang berbeda dan masing-masing memiliki kelompok gejala tertentu.

Data ini berdasarkan hasil yang dikumpulkan dari aplikasi Covid-19 Symptom Study King's College London. Aplikasi itu digunakan untuk memprediksi pasien mana yang akan memerlukan rawat inap berdasarkan gejala awal mereka.

Para ahli mengatakan temuan ini dapat memiliki implikasi penting untuk mengidentifikasi dan mengobati mereka yang lebih rentan serta akan menderita jenis Covid-19 parah sebelum adanya gelombang kedua.

Batuk terus-menerus, demam, dan kehilangan bau adalah tiga gejala umum virus, tetapi yang lain termasuk sakit kepala dan diare.

Baca Juga: Alami Gejala Covid-19 tapi Tidak Dites Sejak Awal, Wanita Ini Meninggal

Dilansir The Telegraph, para peneliti mempelajari apakah gejala tertentu cenderung muncul bersama.

Batuk merupakan gejala infeksi pneumonia misterius di China. (Shutterstock)
Ilustrasi gejala Covid-19 (Shutterstock)

Mereka menggunakan data yang dikumpulkan dari 1.600 pasien Covid-19 di Inggris dan AS antara Maret hingga April.

Penelitian, yang baru peer-review, mengidentifikasi enam kelompok gejala yang mewakili enam jenis Covid-19. Cluster-cluster ini menjadi semakin parah, mulai dari yang memiliki gejala seperti flu tanpa demam hingga demam yang diikuti diare.

Kemudian ada tiga kelompok 'parah'. Kelompok pertama menyebabkan kelelahan, kedua kebingungan dan terakhir menyebabkan masalah perut serta pernapasan.

Mereka kemudian menemukan pasien lebih cenderung memiliki jenis parah ini jika mereka lebih tua, kelebihan berat badan dan menderita penyakit penyerta.

Baca Juga: Tanpa Minum Obat, Gejala Asma dapat Dikontrol Secara Alami

Peneliti membuat model untuk memprediksi kelompok mana pasien rentan dan berisiko dirawat inap berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan penyakit penyerta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI