Asal-usul Wabah Pes yang Mematikan, Benarkah dari China?

Minggu, 19 Juli 2020 | 14:50 WIB
Asal-usul Wabah Pes yang Mematikan, Benarkah dari China?
Ilustrasi virus pes, wabah pes, penyakit pes. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kematian hitam atau black death yang juga dikenal sebagai wabah pes (bubonic plague), merupakan salah satu penyakit paling terkenal di dunia. Pada abad pertengahan, wabah pes ini menghancurkan sebagain besar populasi global.

Pada saat itu, penyakit pes ini memicu kepanikan dan kebingungan. Sejumlah teori pun mencari tahu asal-usulnya dan ilmu pengatuan modern juga kesulitan membentu sejarahnya.

Wabah pes termasuk salah satu dari beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri yersinia pestis. Virus ini menyebar melalui serangga penghisap darah seperti kutu, yang menularkannya ke inang hewan pengerat hingga berakhir ke manusia.

Para ilmuwan telah menunjukkan asal-usul penyakit ini hingga ribuan tahun lalu. Penelitian menunjukkan yersinia pestis ada ribuan tahun tahun.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Virus Corona Turunkan Usia Harapan Hidup hingga 2 Tahun!

Sebuah studi tahun 2018 dilansir dari Express, pun menemukan bukti penyakit di sebuah makan Swedia kuno yang tertanggal 3.000 SM. Gejala-gejala tertulis pertama dari penyakit ini muncul dalam karya dokter Roma Rufus dari Ephesus yang terfragmentasi.

Catatannya menunjukkan bahwa penyakit itu ada di Kekaisaran Romawi sebelum masa pemerintahan Justinianus I yang dimulai pada tahun 527 Masehi.

Ilustrasi virus pes. (Shutterstock)
Ilustrasi virus pes. (Shutterstock)

Meskipun bukan yang paling terkenal, wabah pes pertama ini diidentifikasi sebagai wabah justinian yang menghancurkan dunia dari tahun 541-542 Masehi. Pada abad ke-14, wabah ini pun menyerang China di puncak invasi Mongol.

Satu teori modern menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan tikus pengerat wabah lari dari padang rumput ke kota-kota padat penduduk di negara itu.

Akhirnya, wabah ini pun disebarkan oleh jaringan perdagangan yang berkembang pesat. Gejolak di masa depan menyebabkan bencana di ibu kota Eropa, terutama London pada 1665, tahun sebelum Great Fire.

Baca Juga: Waduh, Peretas Rusia Diduga Targetkan Laboratorium Vaksin Virus Corona

Sekarang, wabah tergantung endemik di daerah pedesaan dan metropolitan. AS sering melihat wabah di beberapa negara bagian barat, seperti Colorado dan beberapa negara Afrika, China dan Mongolia.

Seorang bocah lelaki Mongolia berusia 15 tahun meninggal karena penyakit pes pekan lalu. Kasus ini menunjukkan bahwa penyakit pes tetap ada dan mematikan.

Sebenarnya ada antibiotik untuk mengobati penyakit pes. Tapi, penyakit pes ini memiliki tingkat kematian di mana saja antara 50 hingga 90 persen.

Adapun gejala wabah pes, meliputi demam, sakit kepala, panas dingin, kelemahan dan satu atau lebih kelenjar getah bening bengkak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI