Studi ini menemukan tidak ada perbedaan signifikan dalam waktu yang dibutuhkan subjek untuk mengidentifikasi cinta romantis versus hasrat seksual yang menunjukkan seberapa cepat otak dapat memproses kedua emosi.
Tetapi analisis data pelacakan mata dari dua studi tersebut mengungkapkan perbedaan yang nyata dalam pola pergerakan mata, tergantung pada apakah subjek melaporkan perasaan hasrat seksual atau cinta romantis.
Orang-orang cenderung terpaku secara visual pada wajah, terutama ketika mereka mengatakan sebuah gambar memunculkan perasaan cinta romantis. Namun, dengan gambar yang membangkitkan hasrat seksual, mata subjek bergerak dari wajah beralih ke seluruh tubuh.
"Dengan mengidentifikasi pola mata yang spesifik untuk rangsangan yang berhubungan dengan cinta, penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan biomarker yang membedakan perasaan cinta romantis versus hasrat seksual," kata Profesor Tiffany dan Margaret Blake, rekan peneliti.
Baca Juga: Sering Tidak Disadari, Waspadai 5 Tanda Toxic Relationship Berikut Ini