Suara.com - Aparat kepolisian kembali menamngkap seorang pesohor lantaran kasus kepemilikan narkoba. Diketahui, bahwa artis itu merupakan Catherine Wilson yang ditangkap, Jumat (17/7/2020) pagi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan bahwa Catherine kediamannya di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (17/7/2020) pagi.
"Tadi pagi benar ada publik figur diamankan di kediamannya di Jalan Damai, Ciganjur, inisal CW alias K," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat siang.
Masih belum jelas apakah ia juga menggunakan barang haram tersebut. Tapi tentu kasus ini kembali menjadi pengigat betapa bahayanya penggunaan narkoba jenis sabu.
Baca Juga: Terjerat Narkoba, Catherine Wilson Pernah Terseret Kasus Pencucian Uang
Dilansir dari Addiction Center, mereka yang menggunakan sabu kerap merasakan euforia berlebih yang disebabkan oleh pelepasan neurotransmitter dopamin. Sabu lebih berbahaya daripada stimulan lain karena persentase yang lebih besar dari obat tetap tidak berubah dalam tubuh dan tetap ada di otak lebih lama.
Obat ini beracun untuk terminal saraf di otak dan sabu dapat menghancurkan sinapsis sel otak di mana dopamin dilepaskan, menyebabkan gangguan mood dan ketergantungan pada obat.
Penggunaan sabu yang berkepanjangan mengubah kimia otak pengguna, menghancurkan kabel di pusat kesenangan otak, dan membuatnya semakin sulit untuk mengalami kesenangan apa pun tanpa obat.
Selain perubahan perilaku, penggunaan met kronis juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem tubuh dan pembuluh darah di otak, yang dapat menyebabkan stroke.
Pengguna sabu akan sering sulit tidur selama beberapa hari berturut-turut jika mereka terlibat dalam penggunaan pesta. Selama waktu ini, pengguna dapat mengalami salah satu efek samping negatif, seperti kegelisahan, detak jantung meningkat, nyeri dada, hingga halusinasi.
Baca Juga: Catherine Wilson Ditangkap, Manajer Susul ke Polda Metro Jaya
Risiko lain segera penggunaan met adalah overdosis. Selain itu bisa juga terkena heat stroke, serangan jantung, dan kejang dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak obat. Jika tidak segera diobati, overdosis dapat menyebabkan kegagalan organ dan bahkan mungkin kematian.