Suara.com - PT Bio Farma Persero sedang terlibat dalam Konsorsium Nasional untuk mengembangkan vaksin virus Corona COVID-19 lokal alias buatan Indonesia.
Presiden Direktur Bio Farma Honesti Basyir dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/7/2020) mengatakan Konsorsium terdiri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, lembaga riset Eijkman Institute, kementerian terkait, institusi, dan perguruan tinggi. Konsorsium itu akan mengembangkan prototipe vaksin COVID-19.
Pengembangan vaksin COVID-19 oleh Konsorsium Nasional ini merupakan proyek jangka di mana Eijkman Institute akan mengembangkan klon prototipe.
Adapun klon prototipe tersebut ditargetkan dapat dihasilkan pada Februari 2021.
Baca Juga: Terkait Penyebaran Covid-19, Ketahui Beda Tetesan Pernapasan dengan Aerosol
Selanjutnya, Bio Farma secara bertahap akan melanjutkan pada tingkat pengembangan yang dimulai dengan pembangunan optimalisasi proses Master and Working Cell Bank serta produksi lot eksperimen dan scaling up.
”Studi praklinis akan dilakukan triwulan II-2021 diikuti fase pertama uji klinis yang diperkirakan pada triwulan III-2021. Jika hasilnya bagus, mungkin vaksin akan tersedia triwulan I-2022,” kata Basyir dilansir Antara.
Selain itu Bio Farma, sambung dia, juga akan meningkatkan kapasitas produksi alat tes Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk mendiagnosa virus corona tipe baru, hingga mencapai dua juta unit per bulan pada September 2020.
Saat ini, kata Basyir, Bio Farma baru memiliki kapasitas produksi RT-PCR sekitar 240.000 unit per bulan.
"Kapasitasnya (produksi alat tes PCR) akan dinaikkan menjadi 1,5 juta unit, dan pada akhirnya menjadi 2 juta unit pada September 2020," ucapnya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Kasus Indonesia dan China Hanya Selisih 2 Ribu