Suara.com - Infeksi virus corona memiliki gejala yang paling umum, seperti sakit tenggorokan, demam, dan masalah pernapasan. Tetapi para ahli melihat ada gejala baru yang terus muncul secara berkala.
Seperti beberapa waktu lalu, sebuah penelitian di Universitas Instanbul-Cerrahpasa menunjukkan hampir 50 persen dari semua pasien Covid-19, yang berada di unit perawatan intensif (ICU), mengalami kelainan otak pada pemindaian MRI.
Studi yang terbit dalam Radiologi ini membuktikan bahwa Covid-19 benar-benar memengaruhi sistem saraf pusat.
Penelitian lain, yang dilakukan oleh Universitas Cincinnati di AS menunjukkan suasana hati yang tertekan atau kecemasan pada pasien Covid-19 mungkin merupakan tanda bahwa virus tersebut mempengaruhi sistem saraf pusat.
Baca Juga: Benarkah Lapar Memengaruhi Suasana Hati? Begini Kata Ahli
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal The Laryngoscope ini mengungkapkan dua gejala psikologis tersebut paling erat kaitannya dengan hilangnya bau dan rasa.
Tim peneliti melakukan studi prospektif, studi kuesioner telepon cross-sectional, yang meneliti karakteristik dan gejala dari 114 pasien Covid-19 selama enam minggu di Kantonsspital Aarau di Aarau, Swiss.
Tingkat keparahan dari gejala hilangnya bau atau rasa, penyumbatan hidung, produksi lendir yang berlebihan, demam, batuk dan sesak napas juga dinilai.
Pada saat pendaftaran, sebanyak 47,4 persen peserta melaporkan setidaknya beberapa hari suasana hati mereka tertekan, sementara 21,1 persen melaporkan suasana hati depresi hampir setiap hari.
Dalam hal tingkat keparahan, 44,7 persen peserta melaporkan kecemasan ringan, dan sebanyak 10,5 persen melaporkan kecemasan parah.
Baca Juga: Kurangi! 4 Makanan Enak Ini Ternyata Bisa Memperburuk Suasana Hati
Menurut para peneliti, yang dilansir The Health Site, kemungkinan tekanan psikologis dalam bentuk suasana hati atau kecemasan yang tertekan dapat mencerminkan penetrasi SARS-CoV-2 ke dalam sistem saraf pusat.
Para peneliti telah lama berpikir saluran penciuman mungkin merupakan cara utama virus corona memasuki sistem saraf pusat.
Dalam studi menggunakan model tikus telah menunjukkan saluran penciuman, atau jalur untuk komunikasi bau dari hidung ke otak, adalah pintu gerbang ke sistem saraf pusat dan infeksi otak.
Peneliti juga memperkirakan bahwa virus menginfeksi neuron penciuman, mengurangi indra penciuman, dan kemudian menggunakan saluran penciuman untuk memasuki saraf pusat sehingga menimbulkan gejala.