Suara.com - Para peneliti mengungkapkan bahwa prediabetes bisa meningkatkan risiko kematian dini hingga sepertiga. Laporan dari British Medical Journal (BMJ) menunjukkan bahwa prediabetes berkaitan dengan peningkatan risiko kematian.
Prediabetes adalah suatu kondisi yang merupakan pra-diagnosis diabetes. Kondisi itu menggambarkan bahwa kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normalnya, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.
Pada orang dewasa sehat, gula darahnya akan mencapai 7,8mmol/L setelah 2 jam makan. Saat berpuasa, kadar gula darah mereka antara 4,0 hingga 5,4 mmol/L.
Perkiraannya sekitar 470 juta orang di seluruh dunia mengalami pradiabetes tahun 2030. Lalu, sebanyak 70 persen akan menderita diabetes tipe 2.
Baca Juga: Kasus Virus Corona di Amerika Selatan Tembus 3,5 Juta, Brasil Terbanyak
Sebuah studi oleh para peneliti di Southern Medical University di China menemukan bahwa prediabetes berkaitan dengan peningkatan risiko 13 persen dari semua penyebab kematian.
Para peneliti melihat hasil dari 129 studi yang menemukan bahwa prediabetes meningkatakn risiko penyakit kardiovaskular (CVD) sebesar 15 persen selama periode 10 tahun.
Studi itu melibatkan lebih dari 10 juta orang. Lalu, ada 7 kematian tambahan per 10 ribu orang dan hampir 9 kasus tambahan penyakit kardiovaskular per 10 ribu orang pada populasi umum.
Pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, prediabetes berkaitan dengan peningkatan risiko 36 persen dari semua penyebab kematian. Sementara ini dikaitkan dengan peningkatan 37 persen penyakit kardiovaskular setelah 3 tahun.
Jumlah itu sama dengan 66 kematian tambahan per 10 ribu orang per tahun dan hampir 190 kasus tambahan penyakit kardiovaskular per 10 ribu orang per tahun.
Baca Juga: Gugus Tugas: Kesadaran Masyarakat soal Bahaya Virus Corona Menurun
Para ahli juga menemukan bahwa kadar gula darah yang lebih tinggi dari normalnya setelah makan membawa risiko kematian lebih tinggi. Berbeda bila dibandingkan dengan kadar gula darah yang normal setelah periode puasa.