Kelebihan berat badan membuat orang lebih berisiko mengalami ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan siklus tidak teratur.
Hal ini akan membuat orang lebih sulit untuk hamil.
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa menjadi gemuk dapat mengurangi jumlah sperma. Selain itu, masalah kesehatan terkait obesitas seperti diabetes tipe 2 atau tekanan darah tinggi juga dapat menurunkan kadar testosteron dan membuatnya sulit untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa masalah infertilitas ini terkadang dapat diatasi dengan mencapai dan mempertahankan BMI yang sehat (indeks massa tubuh).
Baca Juga: Studi Terbaru Menyebut Covid-19 Ganggu Kesuburan Lelaki?
Secara umum, pada laki-laki jumlah sperma dalam setiap ejakulasi dan motilitasnya adalah kunci untuk membuahi sel telur. Beberapa kondisi medis yang dapat merusak fungsi sperma dan memengaruhi kesuburan pria adalah:
- Diabetes
- Fibrosis kistik
- Gangguan autoimun
- Infeksi panggul
- Kemoterapi
- Perawatan kanker radiasi
- Disfungsi hipothalamus
Sementara kondisi medis yang sering menyebabkan periode menstruasi tidak lancar adalah endometriosis atau sindrom ovarium polikistik (PCOS), kondisi cenderung berjalan seiring dengan masalah kesuburan. Kondisi lain yang dapat mengganggu siklus ovulasi dan menyebabkan masalah kesuburan perempuan adalah:
- Diabetes
- Penyakit celiac
- Penyakit tiroid
- Infeksi vagina yang disebabkan oleh HPV atau IMS yang tidak diobati