Suara.com - Vaksin eksperimental Moderna Inc untuk Covid-19 terbukti aman dan memicu respons kekebalan pada semua 45 sukarelawan sehat dalam studi tahap awal yang sedang berlangsung. Hal tersebut telah dilaporkan oleh para peneliti Amerika Serikat (AS) pada Selasa (14/6/2020).
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), semua relawan yang berpartispasi tidak ada yang mengalami efek samping serius. Tetapi sebagian dari relawan mengalami beberapa efek ringan, seperti kelelahan, sakit kepala, kedinginan, nyeri otot atau nyeri di tempat suntikan.
"Ini lebih mungkin terjadi setelah dosis kedua dan pada orang yang mendapat dosis tertinggi," tulis tim melaporkan dalam New England Journal of Medicine.
Moderna adalah perusahaan pertama yang memulai pengujian vaksin pada manusia untuk virus corona baru pada 16 Maret 2010, sekitar 66 hari setelah urutan genetik virus dirilis.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin: Target Vaksin Corona Tersedia Pertengahan Tahun 2021
"Dunia sangat membutuhkan vaksin untuk melindungi terhadap Covid-19," kata Dr. Lisa Jackson dari Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle dan penulis utama penelitian ini.
Penyuntikkan vaksin Moderna yakni mRNA-1273, menggunakan asam ribonukleat (RNA), pembawa pesan kimia yang berisi instruksi untuk membuat protein.
Ketika disuntikkan ke manusia, vaksin menginstruksikan sel untuk membuat protein yang meniru permukaan luar virus corona yang diakui tubuh sebagai penyerbu asing dan melakukan respons kekebalan terhadapnya.
Hasil yang dirilis pada hari Selasa melibatkan tiga dosis vaksin, yakni pemberian dengan dosis 25, 100 atau 250 mikrogram vaksin.
"Kami tidak melihat kejadian yang ditandai sebagai efek samping serius," kata Jackson, merujuk pada reaksi yang memerlukan rawat inap atau mengakibatkan kematian.
Baca Juga: Alhamdulillah, Thailand Siap Produksi Massal Vaksin Covid-19 Akhir 2020
Pada Juni, Moderna mengatakan mereka memilih dosis 100 mikrogram untuk studi tahap akhir untuk meminimalkan reaksi yang merugikan.