Suara.com - Menurut sebuh penelitian yang diterbitkan pada bulan April, menemukan bahwa wanita yang melahirkan anak pertama melalui operasi caesar (C-section) mungkin memiliki tingkat kehamilan selanjutnya lebih rendah.
Penelitian yang diterbitkan di JAMA Open Network ini menyebut efek operasi caesar dapat berlangsung selama 3 tahun setelah persalinan pertama, dibanding mereka yang melahirkan normal.
Dilansir dari Medical Daily, penelitian yang disebut The First Baby Study ini mengamati data yang dikumpulkan dari 2.021 wanita, berusia 18 hingga 35 tahun yang sedang mengandung satu janin.
Sebanyak 712 wanita dalam penelitian ini melahirkan melalui operasi caesar. Tim peneliti mengikuti peserta dari sebelum mereka melahirkan anak pertama mereka sampai tiga tahun setelah kelahiran.
Baca Juga: Hamil dan Melahirkan Bikin Payudara Lebih Besar, Mitos atau Fakta?
Para peneliti mengatakan banyak dari wanita yang melalui operasi caesar lebih tua dari rata-rata dalam kelompok, kelebihan berat badan atau obesitas, lebih pendek dari rata-rata, dan /tau menerima saran kesuburan, pengujian atau perawatan.
Setiap enam bulan setelah kelahiran, tim meminta para peserta untuk merinci seberapa sering mereka melakukan hubungan intim tanpa kondom dan konsepsi apa pun yang dihasilkan.
Hampir 69 persen dari kelompok C-section mengandung lagi dalam tiga tahun, sementara hampir 78 persen pada kelompok pesalinan normal segera mengandung usai melahirkan anak pertama.
Para peneliti mengatakan bahwa operasi caesar untuk anak pertama tidak hanya mengurangi peluang hamil lagi, tetapi para wanita juga memiliki risiko lebih tinggi untuk kelahiran bayi berikutnya.
Para peneliti mengatakan efek dari operasi caesar tetap ada bahkan setelah mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia ibu, waktu konsepsi anak pertama, indeks massa tubuh pra-kehamilan, kenaikan berat badan kehamilan, aborsi sebelumnya, diabetes, hipertensi dan rawat inap selama kehamilan.
Baca Juga: Jangan Langsung Hubungan Seks Usai Operasi Caesar, Ini Waktu yang Tepat!
"Ada kemungkinan bahwa jaringan parut panggul atau (fallopi) akibat terkena udara terbuka dan kontaminan dapat mempengaruhi upaya selanjutnya untuk hamil," Richard Legro, MD, rekan penulis studi dan ketua departemen kebidanan dan ginekologi di Penn Pusat Kesehatan Negara Milton Hershey Medical Center, mengatakan dalam siaran persnya.