Awas, Kekebalan dari Antibodi Virus Corona hanya Tahan Beberapa Bulan

Selasa, 14 Juli 2020 | 20:07 WIB
Awas, Kekebalan dari Antibodi Virus Corona hanya Tahan Beberapa Bulan
Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah orang terinfeksi virus corona, kekebalan alami mereka terhadap virus dapat menurun dalam beberapa bulan, menurut sebuah makalah pra-cetak baru.

Makalah tersebut dirilis di medrxiv.org pada Sabtu dan belum diterbitkan dalam jurnal medis peer-review, menunjukkan respon antibodi dapat mulai menurun 20 hingga 30 hari setelah gejala Covid-19 muncul. Antibodi adalah protein yang dibuat tubuh untuk melawan infeksi.

"Studi kami menunjukkan respon pengikatan IgM dan IgA menurun setelah 20-30 hari," tulis para peneliti, dikutip CNN.

Peneliti juga menemukan keparahan gejala Covid-19 dapat menentukan bersarnya respons antibodi.

Baca Juga: Cegah Covid-19, PMI Imbau Masyarakat Jaga Sirkulasi Udara di Rumah

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US) pernah mengatakan umumnya, tubuh membutuhkan waktu satu hingga tiga minggu setelah infeksi untuk membuat antibodi.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan bahwa orang yang pernah terinfeksi virus corona belum tentu kebal dari virus. Artinya, seseorang kemungkinan bisa terinfeksi berulang kali.

Namun, studi baru ini memiliki keterbatasan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah hasil yang sama akan muncul di antara kelompok pasien dengan jumlah lebih besar dan data apa yang ditunjukkan dalam jangka waktu lebih lama.

"Studi ini memiliki implikasi penting ketika mempertimbangkan perlindungan terhadap infeksi ulang dengan SARS-CoV-2 dan daya tahan perlindungan vaksin," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Hubungannya dengan Vaksin Covid-19

Baca Juga: Menkes Terawan Targetkan Uji Klinis Vaksin Covid-19 pada 2021

Stephen Griffins, associate professor di Fakultas Kedokteran Universitas Leeds di Inggris, yang tidak ikut dalam penelitian, mengatakan penelitian ini penting dan telah dilakukan secara teliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI