Pernah Dialami Nagita Slavina, Kenali 5 Tanda 'Halus' Toxic Relationship

Selasa, 14 Juli 2020 | 19:06 WIB
Pernah Dialami Nagita Slavina, Kenali 5 Tanda 'Halus' Toxic Relationship
Nagita Slavina. [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istri Raffi Ahmad, Nagita Slavina, mengaku dahulu pernah berada dalam hubungan tidak sehat atau toxic relationship selama lima tahun.

Bukan secara fisik, wanita yang akrab disapa Gigi ini mendapat tekanan mental dari kekasihnya dahulu.

"Gue juga dulu pernah sih, tapi dulu mantan gue nggak main tangan cuma suka ngancem. Ngancem kan toxic juga. Gue diancem dia mau minum kutek, diminum kuteknya. Dia freak banget," jelas Gigi, dikutip dari tayangan video 'TERBONGKAR!!! RAFFI MAIN TANGAN??? NAGITA CURHAT SAMPAI KEANU IKUT EMOSI!!!'.

"Tapi gue nggak dipukulin cuma mental," sambungnya lagi.

Baca Juga: Viral Pasangan Pengantin Atraksi Vape saat Nikah, Liquidnya Jadi Seserahan

Terkadang toxic relationship bisa sulit diidentifikasi. Bahkan, umumnya butuh beberapa waktu bagi pasangan untuk sadar bahwa hubungan mereka tidak sehat.

Nagita Slavina [Evi Ariska/Suara.com]
Nagita Slavina [Evi Ariska/Suara.com]

Ada beberapa perilaku yang melewati batas, seperti segala bentuk pelecehan, baik secara fisik, emosional, verbal, atau finansial.

“Setiap hubungan memiliki tingkat toksisitas. Tidak ada yang sempurna, selalu ada hal yang harus diperbaiki,” kata Ginnie Love Thompson, PhD, psikoterapis di Florida, AS.

"Jika Anda merasa tidak nyaman, Anda harus berhenti dan bertanya apa penyebabnya," sambungnya.

Dilansir Womens Health Magazine, berikut tanda 'halus' bahwa sebenarnya seseorang dalam hubungan tidak sehat:

Baca Juga: Duh, Enam Hal Ini Bisa Bikin Seks dengan Pasangan Tak Nyaman!

1. Pasangan menghilangkan harga diri

Pasangan umumnya akan suka memaki atau mengkritik secara terus-menerus.

Komentar yang bisa diutarakannya seperti:

- "Aku tidak suka baju kamu."
- "Potong rambut, dong!"
- "Aku tidak suka kamu seperti itu."
- "Mengapa kamu pakai makeup yang sangat tebal?"
- "Kenapa harus pergi sama teman kamu? Aku kira kamu akan tetap di rumah malam ini."

"Komentar seperti ini menghilangkan harga diri Anda. Sebab, Anda mulai merasa buruk dengan diri sendiri dan mulai meragukan penilaian sendiri," kata Jane Greer, PhD, seorang terapis perkawinan dan keluarga.

2. Ada ketidakseimbangan kekuatan yang jelas

Coba tanyakan pada diri sendiri siapa yang memiliki kekuatan lebih dalam hubungan kalian.

“Idealnya, hubungan adalah penyatuan antara yang sederajat. Tentunya, setiap aspek dari suatu hubungan tidak akan memiliki dinamika kekuatan yang seimbang (atau setidaknya tidak sepanjang waktu), tetapi secara keseluruhan, hubungan harus seimbang," jelas Gary Lewandowski Jr., PhD, profesor psikologi di Monmouth University.

3. Pasangan selalu mengendalikan dan cemburu berlebihan

Jika pasangan tidak tahan memikirkan Anda tidak berada di sisinya, Anda perlu memikirkan kembali hubungan kalian.

"Seorang pasangan yang bersikeras untuk menjadi sangat dekat dan melakukan segala sesuatu bersama-sama, dan terus-menerus memantau atau mempertanyakan keberadaan dan apa yang Anda lakukan, merupakan indikasi hubungan beracun," tambah Lewandowski.

Ilustrasi pasangan konflik, bertengkar, saling meluapkan kemarahan. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan bertengkar (Shutterstock)

4. Merasa sangat tidak aman

"Ketika Anda berada dalam hubungan sehat, seringnya kalian akan memuji satu sama lain, menunjukkan sisi terbaik satu sama lain, dan memperlihatkan sisi kepedulian antar satu sama lain," kata Rachel Sussman, LCSW, terapis pernikahan dan keluarga di New York.

Jadi, ketika Anda merasa kurang aman secara konstan dalam suatu hubungan, tandanya Anda tersebut dalam toxic relationship.

5. Pasangan terus menerus menghalangi

Bertengkar bukan berarti hubungan Anda beracun, tetapi ketika pasangan selalu tertutup ketika Anda mencoba menjelaskan apa yang sedang dirasakan, itulah apa yang disebut stonewalling oleh para terapis.

Stonewalling terjadi ketika pasangan berhenti mendengarkan Anda dan mengatakan mereka tidak ingin berbicara tentang masalah tersebut, bertindak tidak responsif, atau bahkan langsung berjalan pergi ketika Anda ingin membahas sesuatu yang penting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI