Orang Tolak Pakai Masker Miliki Kemampuan Kognitif Rendah, Ini Alasannya!

Selasa, 14 Juli 2020 | 18:16 WIB
Orang Tolak Pakai Masker Miliki Kemampuan Kognitif Rendah, Ini Alasannya!
Ilustrasi Masker. (Pixabay.com/Vesna_Pixi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semua orang sudah kembali beraktivitas normal, meskipun pandemi virus corona Covid-19 belum usai. Tapi, semua orang harus memakai masker, menjaga jarak sosial dan mencuci tangan untuk perlindungan diri.

Penelitian baru pun menemukan bahwa orang-orang yang menolak untuk memakai masker wajah memiliki kemampuan kognitif lebih rendah.

Setiap orang mungkin berhak untuk memilih mengikuti aturan jarak sosial. Para ahli mengatakan kondisi itu tergantung pada seberapa banyak informasi yang bisa disimpan oleh memori.

Memori kerja adalah proses psikologis yang menyimpan informasi dalam pikiran untuk periode waktu singkat, biasanya hanya beberapa detik.

Baca Juga: Cegah Penularan Virus Corona, Kosongkan Bagian Tengah Kursi Pesawat!

Para ilmuwan mengatakan kapasitasnya merupakan prediksi dari banyak kemampuan mental, seperti kecerdasan, pemahaman dan pembelajaran.

Ilustrasi masker. (Shutterstock)
Ilustrasi masker. (Shutterstock)

Studi baru dalam Prosiding National Academy of Sciences mengamati kepatuhan aturan jarak sosial pada tahap awal pandemi virus corona Covid-19.

Para peneliti di University of California menemukan orang dengan kapasitas memori kerja lebih tinggi memiliki kesadaran yang meningkat akan manfaat daripada biaya jarak sosial.

Hasilnya, mereka juga menunjukkan kebih banyak kepatuhan ketika harus mengikuti pedoman selama tahap awal wabah virus corona Covid-19.

"Semakin tinggi kapasitas memori kerja, semakin besar pula kemungkinan perilaku jarak sosial akan diikuti," kata Weiwei Zhang, seorang profesor psikologi dikutip dari The Sun.

Baca Juga: Gelombang Kedua Virus Corona Bisa Bunuh 120 Ribu Orang, Ini Saran Ahli!

Menariknya, hubungan ini berlaku setelah peneliti mengontrol faktor-faktor psikologis dan sosial ekonomi yang relevan seperti suasana hati tertekan dan cemas, ciri-ciri kepribadian, pendidikan, kecerdasan dan pendapatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI