Disebut Membunuh Virus Corona, Pakar Menyarankan Penggunaan Sinar UV di RS

Selasa, 14 Juli 2020 | 15:56 WIB
Disebut Membunuh Virus Corona, Pakar Menyarankan Penggunaan Sinar UV di RS
Ilustrasi sinar UV di laboratorium (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini sinar ultraviolet atau sinar UV sudah digunakan untuk membunuh patogen, termasuk virus corona atau SARS-CoV-2. Namun, dibutuhkan jenis serta dosis UV yang tepat untuk melakukannya.

Dengan kata lain, banyak perangkat sinar UV di rumah yang mengklaim dapat membunuh virus corona kemungkinan bukan hal yang aman.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan radiasi UV dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan panjang gelombang, yaitu UVA, UVB dan UVC.

Hampir semua radiasi UV yang mencapai bumi adalah UVA, karena sebagian besar sinar UVB dan semua sinar UVC diserap oleh lapisan ozon. Sinar UVC, yang memiliki panjang gelombang terpendek dan energi tertinggi, dapat bertindak sebagai desinfektan.

Baca Juga: Cerita Pengurus Jenazah Covid-19: Harus Lakukan Desinfektan Berkali-Kali

"UVC telah digunakan selama bertahun-tahun, ini bukan hal baru," jelas Indermeet Kohli, seorang ahli fisika di Rumah Sakit Henry Ford di Detroit, Michigan.

Ilustrasi sinar UV di laboratorium (Pixabay)
Ilustrasi sinar UV di laboratorium (Pixabay)

Kohli menambahkan, sinar UVC pada panjang gelombang tertentu, 254 nanometer, telah digunakan untuk menonaktifkan influenza H1N1 dan virus corona lainnya, seperti virus pernapasan akut (SARS) dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS).

Studi yang terbit pada 26 Juni ke database preprint medRxiv dari rekan-rekan Kohli sedang menunggu tinjauan rekan (peer review) mengonfirmasi bahwa UVC juga membunuh SARS-CoV-2.

Dilansir Live Science, paparan UVC-254 berhasil karena panjang gelombang ini cukup merusak DNA dan RNA, sehingga virus tidak dapat bereplikasi, secara efektif membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme atau virus.

Tetapi penggunaannya harus bertanggung jawab dan akurat. Kemampuan merusak DNA pada UVC membuatnya sangat berbahaya bagi kulit dan mata manusia, kata.

Baca Juga: Peduli Rumah Karantina Jogja, PMI DIY Beri Sprayer dan Cairan Desinfektan

Dia memperingatkan bahwa teknologi desinfeksi UVC harus diserahkan ke fasilitas medis dan dievaluasi keamanan dan kemanjurannya oleh tim yang memiliki keahlian dalam bidang fotomedik dan fotobiologi.

Kelompok peneliti Kohli menyarankan rumah sakit menggunakan kembali peralatan UVC yang ada untuk dekontaminasi respirator N95.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI