Suara.com - Pakar kesehatan mewaspadai udara yang mulai dingin menjelang musim gugur. Hal ini dikarenakan risiko infeksi flu yang meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir ANTARA, ahli pernapasan dari Rumah Sakit Utama Peking University Wang Guangfa mengatakan wabah flu yang biasanya terjadi pada musim gugur dan musim dingin makin menyulitkan pemberantasan Covid-19 gelombang berikutnya.
China merupakan salah satu negara yang sudah mewaspadai gelombang kedua virus Corona di musim gugur. Karena itu menurutnya, kota-kota di China harus lebih ketat melakukan pengawasan, harus bisa membedakan antara flu dan Covid-19, dan meningkatkan produksi alat tes Covid-19.
Wakil Kepala Jurusan Kesehatan Masyarakat Peking University Wang Peiyu menekankan pentingnya empat strategi dini, yakni deteksi, laporan, isolasi/karantina, dan perawatan.
Baca Juga: Gara-gara Corona, Kematian karena HIV, TB, dan Malaria Diprediksi Meningkat
"Kalau ada orang yang punya gejala, bawa ke klinik dan lakukan tes asam nukleat sesegera mungkin untuk menghindari infeksi lebih lanjut," ujarnya dikutip Global Times.
Untuk menghadapi kemungkinan serangan gelombang lanjutan, Komisi Kesehatan Wuhan menggelar rapat khusus perawatan kesehatan pada 19 Juni.
Dalam kondisi darurat, Pemerintah Kota Wuhan meminta seluruh lembaga medis mulai September mendatang untuk menyiapkan klinik dan bangsal karantina, menyiapkan material epidemi untuk kebutuhan 30 hari ke depan, serta melatih para personel.
Pemerintah Kota Beijing juga telah melakukan berbagai persiapan menghadapi gelombang baru pada 10 Juli.
Saat ini, di beberapa wilayah di China sedang bersiap menghadapi datangnya musim gugur.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Pebisnis Indonesia di Jepang Alih Profesi Jadi Pesulap