Gara-gara Corona, Kematian karena HIV, TB, dan Malaria Diprediksi Meningkat

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 14 Juli 2020 | 13:52 WIB
Gara-gara Corona, Kematian karena HIV, TB, dan Malaria Diprediksi Meningkat
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus Corona Covid-19 membuat sistem pelayanan kesehatan kewalahan. Bahkan, studi menyebut kematian karena penyakit HIV, tuberkulosis (TB), hingga malaria diprediksi meningkat.

Dilansir VOA Indonesia, pandemi mengganggu berbagai layanan yang ditujukan untuk mengendalikan ketiga penyakit tersebut di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Otoritas kesehatan khawatir hal itu akan menghambat kemajuan dalam penanggulangan penyakit itu selama bertahun-tahun.

Para ahli telah memperkirakan terjadinya dampak itu sebelumnya. Dalam epidemi, orang akan menghindari berobat karena takut akan wabah penyakit, dan sistem kesehatan yang kewalahan pada akhirnya tidak mampu menyediakan layanan yang diperlukan.

Baca Juga: Virus Corona Disebut Merusak Multi Organ, dan Pasiennya Tidak Akan Sembuh

Satu studi memperkirakan bahwa gangguan sistem perawatan kesehatan dalam wabah Ebola 2014-15 di Afrika Barat mungkin telah mengakibatkan lebih banyak kematian akibat HIV, TB dan malaria daripada akibat Ebola itu sendiri.

Covid-19 telah mengganggu sebanyak 85 persen program HIV, 78 persen proyek tuberkulosis, dan 73 persen program malaria yang dikelola oleh Global Fund, kemitraan publik-swasta senilai $ 4 miliar yang ditujukan untuk memerangi penyakit ini.

Obat ARV Bagi ODHA. (Shutterstock)
Obat ARV Bagi ODHA. (Shutterstock)

ODHA Sulit dapat ARV

Pandemi Covid-19 memberi dampak yang sangat besar untuk semua o rang, tak terkecuali Orang dengan HIV AIDS atau ODHA. Mereka yang seharusnya rutin minum obat seumur hidupnya, kini dihadapkan pada kenyataan sulitnya mendapat obat di fasilitas kesehatan.

Menurut Program Officer Jaringan Indonesia Positif Timotius Hadi, kesulitan mengakses obat ARV ini terbanyak terjadi di daerah luar DKI Jakarta.

Baca Juga: Meksiko Bakal Tukar Pesawat Kepresidenan dengan Alat Medis

"Jakarta tidak terlalu banyak masalah muncul. Daerah yang terdampak sekali. Beberapa bulan lalu kita sempat mengalami kekosongan ARV, walaupun sekarang sudah normal. Tapi beberapa kabupaten, seperti Sukabumi, masih sulit," katanya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI