Studi: Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Masih Bisa Alami Komplikasi Otak

Selasa, 14 Juli 2020 | 13:26 WIB
Studi: Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Masih Bisa Alami Komplikasi Otak
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona Covid-19 yang parah memang dikenal bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Tetapi penelitian baru menunjukkan, bahwa orang dengan infeksi ringan pun bisa mengalami komplikasi berupa stroke, pembengkakan, hingga kerusakan saraf. 

Dilansir dari South China Moring Post (SCMP), komplikasi Covid-19 yang berpotensi fatal di otak termasuk stroke, delirium, dan kerusakan saraf yang mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

Infeksi Covid-19 yang parah diketahui menempatkan pasien pada risiko komplikasi neurologis. Tetapi penelitian yang dipimpin oleh University College London (UCL) menunjukkan masalah serius juga dapat terjadi bahkan pada individu dengan infeksi ringan.

Tim melihat gejala neurologis dari 43 pasien di rumah sakit dengan dikonfirmasi atau dicurigai Covid-19. Mereka menemukan 10 kasus disfungsi otak sementara, 12 kasus peradangan otak, delapan stroke dan delapan kasus kerusakan saraf.

Baca Juga: Cegah Komplikasi Saat Pandemi, Ini 3 Rekomendasi Vaksin untuk Lansia

Sebagian besar pasien dengan peradangan didiagnosis ensefalomielitis diseminata akut (ADEM), suatu kondisi autoimun langka yang biasanya terlihat pada anak-anak setelah infeksi virus.

"Kami mengidentifikasi jumlah orang yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, ini tidak selalu berkorelasi dengan keparahan gejala pernapasan," kata Michael Zandi dari Queen Square Institute of Neurology dan University College London Hospitals NHS Foundation Trust.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Penelitian diterbitkan dalam jurnal Brain ini juga menunjukkan bahwa tidak ada pasien dengan masalah neurologis yang memiliki virus corona dalam cairan serebrospinal. Hal ini menunjukkan bahwa virus tidak secara langsung menyerang otak mereka.

"Mengingat penyakit ini baru ada selama beberapa bulan, kita mungkin belum tahu apa kerusakan jangka panjang yang bisa disebabkan Covid-19," kata Ross Paterson dari Queen Square Institute of Neurology di UCL.

"Dokter perlu mewaspadai kemungkinan efek neurologis, karena diagnosis dini dapat meningkatkan hasil pasien," tambahnya.

Baca Juga: Kejang Akibat Gejala Neurologis, Awas Tanda Komplikasi Covid-19!

Sementara ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa komplikasi otak bisa lebih umum di antara pasien Covid-19 daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI