Studi: Virus Corona Bisa Menyebabkan Kerusakan dan Disfungsi Jantung

Selasa, 14 Juli 2020 | 08:20 WIB
Studi: Virus Corona Bisa Menyebabkan Kerusakan dan Disfungsi Jantung
Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih dari separuh pemindaian jantung di antara pasien Covid-19 menunjukkan adanya ketidaknormalan jantung. Sebuah studi menegaskan, bahwa virus corona telah merusak organ inti pada tubuh tersebut. 

Dilansir dari Independent, studi yang didanai oleh British Heart Foundation (BHF) itu menemukan, bahwa 55 persen dari 1.261 pasien yang diteliti mengalami perubahan yang abnormal. Bahkan satu dari tujuh pasien menunjukkan adanya disfungsi parah pada jantung. 

Data studi berasal dari 69 negara di mana telah dipublikasikan dalam European Heart Journal-Cardiovascular Imaging. Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari British Heart Foundation Centre of Research Excellence di University of Edinburgh.

Mayoritas (901 pasien) belum pernah didiagnosis dengan masalah jantung sebelumnya, para ilmuwan terkemuka menyimpulkan bahwa Covid-19 sendiri dapat memengaruhi jantung secara serius.

Baca Juga: Divonis Positif Corona, Warga di Gresik Malah Berkeliaran Bikin Geger Warga

Di antara kelompok ini, pemindaian jantung abnormal ada pada 46 persen pasien dan 13 persen menderita penyakit parah.

Lebih dari setengah (54 persen) dari semua pemindaian dilakukan dalam perawatan intensif, dengan yang lain dilakukan di bangsal umum, bangsal jantung, paru-paru dan di A&E.

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi. (Shutterstock)

"Penyakit parah Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan sistem peredaran darah," kata Dr. Sonya Babu-Narayan, direktur di BHF dan konsultan ahli jantung.

"Kami sangat perlu memahami lebih banyak tentang mengapa hal ini terjadi sehingga kami dapat memberikan perawatan yang tepat, baik jangka pendek dan jangka panjang," imbuhnya.

Kelainan jantung pada pasien Covid-19 ditemukan hampir rata antara ruang jantung kiri dan kanan.

Baca Juga: Terinfeksi Virus Corona, Pangkalan Militer AS di Okinawa Jepang Lockdown

Tim peneliti memperingatkan bahwa penelitian ini tidak dapat menyimpulkan seberapa umum perubahan jantung terjadi pada orang yang tidak menerima scan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI