Suara.com - Virus corona disebut dapat merusak banyak organ tubuh manusia. Sekali pun pasien berhasil sembuh, kemungkinan tidak akan sepenuhnya pulih karena efek kesehatan jangka panjang bisa jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan.
Mantan pasien Covid-19 di Italia yang mengalami infeksi ringan saja mengaku telah mengalami kerusakan kronis dengan kondisi seperti psikosis, insomnia, penyakit ginjal, infeksi tulang belakang, stroke, kelelahan kronis dan masalah mobilitas.
Studi terpisah juga telah menemukan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan besar dan permanen pada jantung dan paru-paru.
Dokter dan peneliti di Lombardy, salah satu daerah yang paling parah dan pusat penyebaran Covid-19 Italia, mengatakan kepada Sky News bahwa virus corona adalah infeksi sistemik yang mempengaruhi semua organ dan bukan hanya penyakit pernapasan.
Baca Juga: Waspada! Puncak Covid-19 di Indonesia Bakal Terjadi Agustus atau September
Mereka mengatakan pasien yang telah sembuh tidak dapat melakukan aktivitas fisik, kembali bekerja atau bahkan berkonsentrasi sambil menderita efek jangka panjang dari Covid-19.
Para ahli kembali memgingatkan agar kelompok usia rentan dan setiap orang harus disiplin melaukan tindakan pencegahan untuk tetap aman. Termasuk menjaga jarak sosial, mencuci tangan dan memakai masker.
"Pada awalnya, kami mengira itu adalah flu yang buruk. Kemudian kami pikir itu adalah flu yang buruk dengan pneumonia yang sangat buruk. Tetapi kemudian kami menemukan bahwa itu adalah penyakit sistemik dengan kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh dengan keterlibatan ginjal, keterlibatan otak," kata Dr Roberto Cosentini, kepala darurat di Rumah Sakit Papa Giovanni XXIII di Bergamo dikutip dari Mirror.
Ada kekhawatiran gelombang kedua Covid-19 bisa terjadi di Lombardy, di mana lusinan warga Inggris diperkirakan telah tertular virus corona saat tengah perjalanan ski musim dingin.
Penelitian baru oleh British Heart Foundation menemukan bahwa 55 persen dari 1.261 pasien yang diteliti memiliki perubahan abnormal terhadap cara jantung memompa. Sekitar satu dari tujuh pasien menunjukkan bukti disfungsi parah.
Baca Juga: 7 Pegawai KPK kena Corona, 5 Sembuh 1 Isolasi Mandiri dan 1 Dirawat di RS
Para peneliti dari University College London sebelumnya telah mengidentifikasi komplikasi seperti delirium, radang otak, stroke, dan kerusakan saraf pada pasien berusia antara 16 dan 85 tahun.
Dan sebuah studi baru oleh King's College London menunjukkan kekebalan terhadap Covid-19 pada pasien yang pulih hanya dapat berlangsung beberapa bulan. Setelah itu, kekebalan tubuh menurun secara signifikan dalam tiga bulan pasca infeksi, membuat mantan pasien rentan terhadap infeksi ulang terhadap flu biasa, penelitian menemukan.