Studi: Polusi Udara Disebut Berisiko Timbulkan Penyakit Kardioavakular

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 13 Juli 2020 | 18:22 WIB
Studi: Polusi Udara Disebut Berisiko Timbulkan Penyakit Kardioavakular
Ilustrasi: Udara yang keluar dari pabrik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski efek buruk dari polusi udara diketahui secara luas, saat ini sedang dipertimbangkan sebagai faktor penyebab definitif untuk penyakit kardiovaskular.

Dilansir dari Indian Express, sebuah penelitian yang dilakukan di 21 negara di mencoba memeriksa PM 2,5 partikel butir-butir debu. Selama penelitian, tingkat rata-rata adalah 47,5 mikrogram per meter kubik, jauh lebih tinggi dari batas yang diizinkan 12.

Ilustrasi penyakit kardiovaskular/ (Shutterstock)

Untuk mencapai hasil, penelitian diikuti 157.436 orang dalam kelompok usia 35-70 tahun. Sebagai tindak lanjut sembilan tahun, laporan itu menyatakan, "ada 9.152 kejadian kardiovaskular yang fatal atau tidak fatal".

Peningkatan PM secara langsung menyebabkan peningkatan risiko kesehatan kardiovaskular. Laporan itu memecahnya.

Baca Juga: Paparan Polusi Udara Terkait dengan Risiko Stroke, Ini Penjelasannya

“Setiap peningkatan 10 mikrogram per meter kubik di PM 2.5 dikaitkan dengan peningkatan 5 persen dalam risiko kejadian kardiovaskular, peningkatan risiko 3 persen untuk serangan jantung, peningkatan risiko 7 persen untuk stroke, dan peningkatan 3 persen peningkatan risiko kematian kardiovaskular. "

Akhirnya disimpulkan oleh para peneliti bahwa hampir 14 persen dari semua penyakit kardiovaskular terkait dengan polusi udara dan delapan persen dari kematian kardiovaskular.

Diterbitkan di Lancet Planetary Health, studi ini mempertimbangkan faktor pertimbangan seperti hipertensi, jenis kelamin, aktivitas fisik dan pola perilaku lainnya.

“Polusi udara adalah faktor risiko utama penyakit kardiovaskular secara global. Perlu ada perbaikan, terutama di negara-negara berkembang, dan bahkan penurunan kecil dalam polusi udara membuat perbedaan besar, ”kata Perry Hystad, penulis utama studi dan profesor di Oregon State University.

Baca Juga: Lemak Tubuh Bagian Bawah Baik untuk Metabolisme, Lindungi dari Penyakit Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI