"Salah satu kebijakan yang harus diterapkan di ketiga daerah ini, juga di 7 kabupaten/kota lain yang zona merah dan 22 kabupaten/kota zona oranye, adalah pembatasan mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat," tulis Isfadiari.
"Akan tetapi kenyataan di lapangan, saat ini tidak ada kebijakan dengan penegakan sanksi tegas yang terkait pembatasan tersebut," imbuhnya.
Alasan lain menurut Isfadiari, kenaikan kasus di Jawa Timur juga dipicu oleh rendahnya pengujian virus corona.
"Hanya 1.568 tes per 1 juta penduduk atau 3.872-3.992 tes per hari," tulis Isfadiari dalam The Conversation.
Baca Juga: Ahli Virus Hong Kong Kabur ke AS, Klaim Bawa Pesan Kebenaran Covid-19