Suara.com - Otoritas Perancis sedang menyelidiki sebuah isu tentang tubuh mayat yang disumbangkan untuk penelitian sains ke Centre for Body Donations di Universitas Paris-Descartes, dibiarkan membusuk dan dimakan tikus.
Surat kabar L'Express yang pertama kali melaporkan kondisi ini pada November 2019. Mereka menulis bahwa selama lebih dari satu dekade ribuan mayat dibiarkan membusuk dalam kondisi yang tidak sehat.
L'Express menemukan bahwa puluhan mayat disimpan dalam kondisi telanjang, membusuk, menumpuk di brankar, bahkan dengan mata terbuka lebar.
Pemandangan tersebut digambarkan oleh L'Express sebagai kuburan massal. Beberapa mayat ditumpuk di atas satu sama lain dan sebagian sedang digigit tikus.
Baca Juga: Teruskan Penelitian, Kementan Sebut Kalung Eucalyptus Bukan Obat Covid-19
Beberapa mayat juga dijual ke perusahaan swasta, salah satunya menggunakan mayat itu untuk tes tabrakan mobil. Selain itu, beberapa jenazah menjadi sangat busuk sehingga harus dibakar tanpa dibedah.
Dilansir Insider, jaksa telah menyerahkan investigasi kepada hakim yang memiliki kekuasaan lebih luas untuk menyelidiki kasus ini.
"Ini adalah berita yang sangat bagus," kata Frederic Douchez, pengacara untuk keluarga yang mengajukan dakwaan.
Diketahui sudah ada 80 gugatan yang diajukan. Pada November silam, pihak universitas telah meminta maaf dan mengklarifikasi kabar ini.
"Universitas Paris-Descartes ingin meminta maaf kepada keluarga tentang situasi ini. Universitas ingin mengklarifikasi dan menegaskan kembali komitmen penuhnya terhadap martabat donor dan keluarga mereka," tulis pihak universitas melalui laman resminya.
Baca Juga: Penelitian: China Sudah Temukan Virus Mirip Covid-19 Sejak 7 Tahun Lalu