Pandemi Covid-19 Belum Usai, Asia Tenggara Hadapi Ledakan Kasus DBD

Jum'at, 10 Juli 2020 | 18:42 WIB
Pandemi Covid-19 Belum Usai, Asia Tenggara Hadapi Ledakan Kasus DBD
Ilustrasi demam berdarah dengue (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sistem perawatan kesehatan negara-negara di Asia tenggara dinilai sedang di bawah tekanan karena pandemi virus corona. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand bahkan juga bergulat dengan wabah penyakit menular lain, yaitu demam berdarah dengue (DBD).

"Kami menemukan ledakan jumlah demam berdarah di Asia Tenggara," kata Dr. Leong Hoe Nam, dokter penyakit menular yang berbasis di Singapura di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.

Pekan lalu, Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) memperkirakan kasus DBD akan melampaui jumlah rekor tahunan sebelumnya, yaitu 22.170 kasus pada 2013. NEA mencatat kasus DBD pada Senin (6/7/2020) lalu sudah mencapai lebih dari 15.500.

"Semakin banyak kasus, semakin besar kemungkinan nyamuk yang tidak terinfeksi akan menggigit orang yang terinfeksi, sehingga menyebabkan peningkatan kasus," sambungnya, dilansir CNBC.

Baca Juga: 10 Tanaman Ini Bisa Usir Nyamuk di Rumah

Menurut Leong, tidak ada keraguan tahun ini akan menjadi buruk.

Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (3/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (3/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Di negara tetangga, direktur jenderal kesehatan Malaysia mengumumkan adanya lonjakan kasus demam berdarah di seluruh negeri, bulan lalu.

Sedangkan di Indonesia sendiri, negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara, kementerian kesehatan melaporkan sudah ada 68.000 kasus DBD secara nasional pada akhir Juni kemarin.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US), risiko demam berdarah di sebagian besar negara Asia Tenggara, dengan pengecualian Singapura, diklasifikasikan sebagai 'sering atau terus menerus'.

Musim hujan menjadi masa kritis

Baca Juga: Kenali 6 Penyakit yang Bisa Ditularkan Lewat Nyamuk

Duane Gubler, direktur pendiri Emerging Infectious Diseases Signature Research Programme di Duke-NUS Medical School, Singapura, mengatakan negara-negara di kawasan di atas garis khatulistiwa akan memasuki masa kritis ketika musim penghujan, biasanya antara Juli dan November.

"Kekhawatiran saya berasal dari fakta bahwa mereka tidak memiliki infrastruktur kesehatan masyarakat untuk menangani kedua penyakit, terutama demam berdarah," kata Gubler, menunjuk penyakit lainnya adalah Covid-19.

Menurutny, dengan pengecualian Singapura, sebagian besar negara di Asia Tenggara telah gagal mengendalikan penyebaran demam berdarah.

"Setiap negara endemik benar-benar perlu mengambil tanggung jawab untuk membangun infrastruktur kesehatan publik mereka sendiri untuk menangani penyakit seperti demam berdarah," lanjut Gubler.

Ia menambahkan, orang-orang juga perlu dididik. Dengan begitu, ada keberlanjutan program untuk diperkenalkan di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI