Peringatan China Kepada Warganya Soal Pneumonia Misterius di Kazakhstan

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 10 Juli 2020 | 18:16 WIB
Peringatan China Kepada Warganya Soal Pneumonia Misterius di Kazakhstan
Ilustrasi pneumonia [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China memperingatkan warganya yang tinggal di Kazakhstan tentang pneumonia misterius lokal yang disebut memiliki tingkat kematian jauh lebih tinggi daripada penyakit Covid-19.

"Radang paru-paru yang tidak diketahui di Kazakhstan menyebabkan 1.772 kematian dalam enam bulan pertama tahun ini, termasuk 628 orang pada bulan Juni saja," demikian pernyataan kedutaan China di negara Asia Tengah melalui platform WeChat pada hari Kamis (9/7/2020), seperti dilansir dari Indian Express.

Pernyataan di atas menambahkan bahwa kematian juga terjadi pada warga negara China.

"Tingkat fatalitas penyakit ini jauh lebih tinggi daripada Covid-19," demikian tulis Global Times mengutip pernyataan kedutaan.

Baca Juga: Pil Antivirus Murah Ini Diklaim Hentikan Pasien Covid-19 dengan Pneumonia

Banyak organisasi, termasuk departemen kesehatan Kazakhstan, sedang mempelajari virus pneumonia ini, demikian lanjut pernyataan kedutaan.

Beberapa ahli China mengatakan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk mencegah pneumonia menyebar ke China.

Kazakhstan berbatasan dengan daerah otonomi Xinjiang Uygur di barat laut China.

Kedutaan mengingatkan warga China di Kazakhstan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus.

Pihak kedutaan mengutip media setempat yang mengatakan bahwa sejak pertengahan Juni, hampir 500 orang telah terinfeksi pneumonia di tiga wilayah Kazakhstan.

Baca Juga: Hebat, Peneliti UI Buat Alat Prediksi Pneumonia Akibat Covid-19

Menteri kesehatan Kazakhstan, pada hari Rabu (8/7/2020) sebelumnya mengatakan bahwa jumlah pasien yang sakit akibat pneumonia adalah dua sampai tiga kali lebih banyak daripada mereka yang telah terinfeksi Covid-19, kata laporan itu mengutip media Kazakhstan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI