Sejauh ini, ada beberapa eksperimen dalam laboratorium yang menunjukkan jejak RNA SARS-CoV-2 di udara selama 3-16 jam. Namun, eksperimen itu menggunakan nebulizer -- alat pengubah cairan jadi uap, sehingga menurut WHO, temuan itu tidak dapat menjelaskan situasi seseorang yang batuk normal.
3. Butuh penelitian lebih lanjut
Dalam bagian akhir rangkumannya, WHO masih berpegang pada bukti sebagian besar kasus Covid-19 terjadi karena virus ditularkan lewat droplet. Beberapa kasus penularan terjadi lewat udara saat tenaga kesehatan melakukan prosedur medis tertentu.
WHO juga mengakui adanya kemungkinan Covid-19 menular lewat udara dalam situasi tertentu, khususnya dalam ruangan dengan ventilasi buruk yang dipadati banyak orang.
Baca Juga: Pulang dari Kongo, Warga Tanjungpinang Positif Covid-19
"Penelitian dan eksperimen yang lebih banyak sangat dibutuhkan untuk menyelidiki dugaan tersebut serta memeriksa sejauh mana pengaruhnya terhadap penularan Covid-19," kata organisasi kesehatan dunia itu.