UNICEF: Pandemi Covid-19 dapat Memperberat Masalah Kesehatan Jiwa Anak

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 10 Juli 2020 | 17:28 WIB
UNICEF: Pandemi Covid-19 dapat Memperberat Masalah Kesehatan Jiwa Anak
Ilustrasi kesehatan jiwa anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak hanya orang dewasa yang resah dan gelisah di tengah pandemi Covid-19 ini. Anak-anak pun bisa mengalami hal yang sama. Bahkan, dikatakan bahwa pandemi ini dapat memperberat masalah kesehatan jiwa anak yang telah ada sebelumnya.

"Pandemi berkontribusi terhadap peningkatan ganguan stres baru bagi banyak orang," kata spesialis pelindungan anak dari UNICEF, Ali Aulia Ramly, dalam bincang media yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak secara daring di Jakarta, Jumat (10/7/2020).

Ali mengatakan, meskipun sebagian besar akan menunjukkan ketahanan di tengah pandemi, anak dan remaja cenderung mengalami depresi dan kemungkinan kecemasan selama dan setelah isolasi sosial berakhir.

Dikutip dari Antara, Ali juga mengatakan bahwa kecemasan, kehilangan harapan, atau kelelahan psikis pada anak dapat muncul sebagai akibat dari dampak pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seperti kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, keterpisahan, tekanan ekonomi, keterbatasan kegiatan, dan lain-lain.

Baca Juga: Kesehatan Jiwa Bukan Tentang Rasa Bahagia

Padahal, data menunjukkan sebelum pandemi terjadi, sebagian anak-anak Indonesia sudah mengalami beberapa permasalahan kesehatan mental.

"Menurut Survei Nasional Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia 2015, sebanyak 6,16 persen siswa hampir atau selalu merasa kesepian, sebanyak 4,57 siswa hampir setiap saat atau selalu mengkhawatirkan sesuatu sehingga tidak bisa tidur malam, dan sebanyak 5,4 persen siswa memikirkan ingin bunuh diri," tuturnya.

Sementara itu, Riset Kesehatan Dasar 2018 menemukan tujuh persen rumah tangga memiliki anggota rumah tangga dengan gangguan jiwa skizofrenia atau psikosis dan 6,1 persen prevalensi depresi terjadi pada penduduk usia di bawah atau sama dengan 15 tahun.

Gangguan kesehatan jiwa sendiri memiliki beberapa gejala, antara lain selalu merasa cemas atau takut yang berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari; mengalami sakit kepala, sakit perut, sulit bernafas, atau gejala fisik lain tanpa alasan yang jelas; gangguan tidur; mudah merasa sedih, marah, atau khawatir; tidak bersemangat, atau malah terlalu aktif; dan merasa pesimis.

Untuk menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19, Ali menyarankan beberapa tips, antara lain sadari bahwa merasa khawatir adalah suatu hal yang normal dan buat rutinitas untuk mempertahankan perasaan normal.

Baca Juga: Cemas akibat Pandemi Corona Pengaruhi Banyak Aspek, Terutama Kesehatan Jiwa

"Cari pengalihan yang positif dan tetap berkomunikasi dengan teman-teman. Fokus pada diri sendiri dan selami perasaan. Berbaik hatilah pada diri sendiri dan orang lain, serta jaga kesehatan fisik dengan makan makanan yang sehat dan berolahraga," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI