Pakar: Ruangan Tertutup Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19 Lewat Udara

Jum'at, 10 Juli 2020 | 14:35 WIB
Pakar: Ruangan Tertutup Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19 Lewat Udara
Ilustrasi bersin di tengah pandemi COVID-19. [Pixabay/Mohamed Hassan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus yang menyerang saluran pernapasan berpotensi menjadi aerosol atau menyebar di udara, termasuk virus corona SARS COV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Tim pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Dr. dr. Drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika menjelaskan bahwa percikan atau droplet berukuran kecil yang paling berpotensi menjadi aerosol.

"Sebagai virus pernapasan memang berpeluang secara aerosol. Seperti diketahui tidak hanya makro droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Tapi juga muncul mikro droplet yang berpeluang menjadi aerosol. Jadi iu bukan hal baru dan sebaiknya tidak membuat kita panik," kata Mahardika dalam konferensi virtual BNPB, Jumat (10/7/2020).

Meski begitu, menurut Mahardika, virus corona sebenarnya buka termasuk flu aerosol. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana itu menjelaskan bahwa jika flu aerosol dapat menular bersama aliran angin. Sedangkan virus corona tidak memiliki sifat itu.

Baca Juga: Ahli Ungkap Keganasan Virus Corona: Flu Burung Nggak Ada Apa-apanya

Ia menyampaikan, virus corona bisa menyebar melalui udara jika ruangan tertutup rapat.

"Biasanya dalam seting ruangan tertutup. Misalnya bus, ruangan ber AC, pusat perkantoran, atau restoran yang menggunkan, misal ventilasi buatan atau air conditioner," ujarnya.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan bahwa hasil penelitian terbaru menunjukan virus corona salam melayang di udara atau airbone.

"Kami telah berbicara tentang kemungkinan penularan melalui udara dan penularan aerosol sebagai salah satu mode penularan COVID-19," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis pada pandemi COVID-19 di WHO, mengatakan pada jumpa pers, dikutip dari Economic Times.

Pada panduan sebelumnya, WHO mengatakan virus yang menyebabkan penyakit pernapasan COVID-19 itu menyebar melalui droplet yang dikeluarkan dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi yang dengan cepat tenggelam ke tanah.

Baca Juga: Mengintip Klinik Dokter Modern di AS yang Terapkan Teknologi Canggih

Tetapi dalam sebuah surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa, yang diterbitkan pada hari Senin dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti bahwa mereka mengatakan menunjukkan partikel virus yang mengambang dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI