Pria Brasil Disebut Sembuh dari HIV, Ilmuwan Malah Skeptis dengan Hasilnya

Kamis, 09 Juli 2020 | 13:56 WIB
Pria Brasil Disebut Sembuh dari HIV, Ilmuwan Malah Skeptis dengan Hasilnya
Ilustrasi HIV. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti mengumumkan seorang pria berusia 36 tahun di Brasil bebas dari human immunodeficiency virus (HIV) setelah menerima koktail obat antivirus atau gabungan dari beberapa obat untuk mengobati infeksi akibat HIV.

Jika benar, laporan akan menjadi contoh pertama dari remisi jangka panjang HIV tanpa sel induk atau transplantasi sumsum tulang.

Namun, rekan peneliti lain ragu akan pengobatan ini. Sebab, terapi antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk mengatasi HIV dan mencegahnya berkembang menjadi AIDS, telah menjadi pengobatan standar untuk semua orang terinfeksi HIV sejak 1995.

"Akan ada banyak desas-desus, banyak kontroversi tentang bagian ini, semua orang akan skeptis. Apakah saya skeptis? Tentu saja, Apakah saya tertarik? Tentu saja," kata peneliti HIV Dr. Steve Deeks.

Baca Juga: Meski Diberi Obat Antiretroviral, Virus HIV Masih Bisa Bersembunyi di Otak

Menurut tim peneliti di Universitas Federal São Paulo, pria itu didiagnosis pada 2012 dan mulai menggunakan obat ARV.

Ilustrasi HIV (Shutterstock)

Pada 2016, ia bergabung dalam uji klinis di mana ia diberi tiga obat tambahan, termasuk maraviroc dan nicotinamide, selama 11 bulan. Obat ini dirancang untuk 'mengeluarkan' virus dari tubuhnya.

Pria itu kembali ke terapi ARV standar setelah percobaan berakhir, dan berhenti minum semua obat ARV pada Maret 2019. Setiap tiga minggu sejak itu darahnya telah diuji dan hasilnya pun negatif HIV.

Namun, pakar mengatakan ini tidak 'luar biasa', sebab siapa pun yang secara berkala melakukan terapi ARV selama lebih dari enam bulan akan mencapai viral load yang tidak terdeteksi.

Tetapi dalam kasus ini, dilansir dari Insider, peneliti mengatakan mereka tidak menemukan jejak sel terinfeksi HIV, yang tidak aktif dalam sistemnya. Umumnya, sel-sel laten ini dapat menjadi aktif segera setelah pengobatan berhenti, membuat orang sakit lagi.

Baca Juga: Studi: Virus Corona Menyerang Kekebalan Tubuh dengan Cara Mirip HIV

Peneliti mengumumkan tes darah pendeteksi virus tidak menunjukkan jejak HIV yang tersisa dalam darah pria itu. Pria itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki antibodi terhadap virus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI