Suara.com - Di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang belum usai, publik kembali dikhawatirkan dengan wabah Pes yang ditemukan di Mongolia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sigap memantau wabah Pes di wilayah utara Mongolia. Menurut WHO, wabah pes itu tidak berisiko tinggi.
Sebelumnya, China menemukan seorang gembala yang terinfeksi penyakit Pes menjalani perawatan medis dan masih dalam karantina, meski kondisinya stabil.
Seorang juru bicara WHO pun menjelaskan kasus wabah Pes itu bisa dikelola dengan baik. Wabah Pes memang merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia dahulu kala, tapi sekarang sudah ada pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Virus Corona Bikin Christian Bautista Melek Teknologi
"Wabah Pes sudah ada dan bersama kami selama berabad-abad. Kami melihat jumlah kasus di China itu sudah cukup dikelola dengan baik," kata Margaret Harris, Juru Bicara WHO dikutip dari BBC.
Harris mengatakan sekarang ini WHO tidak mengganggap waba Pes berisiko tinggi menyebabkan epidemi. Tetapi, pihaknya terus memantau dan mengawasi perkembangannya.
WHO mengatakan sudah mengetahui kabar seorang gembala yang sedang dirawat di rumah sakit Bayannur sekitar 3 hari lalu.
Kantor berisiko China Xinhua pun mengatakan Mongolia juga telah mengonfirmasi dua kasus dugaan penyakit Pes pekan lalu, salah satunya seseorang yang mengonsumsi daging marmut di Khovd.
Karena itu, pejabat pemerintahan Rusia pun memeringatkan masyarakatnya untuk tidak memburu marmut sebagai konsumsi harian sementara waktu. Karena, daging yang terinfeksi bisa menularkan dan menyebarkan penyakit Pes tersebut.
Baca Juga: Virus Corona Belum Berakhir Meski New Normal, Rina Nose Waspada
Perlu Anda ketahui, wabah Pes adalah infeksi bakteri yang bertanggung jawab atas salah satu epidemi paling mematikan sepanjang sejarah. Karena itu, wabah pes ini disebut "black death" atau kematian hitam yang menewaskan sekitar 50 juta orang di seluruh Afrika, Asia dan Eropa pada abad ke-14.
Sejak itulah ada beberapa wabah besar yang menewaskan sekitar seperlima dari populasi Londong selama wabah besar 1665. Sementara itu, lebih dari 12 juta orang meninggal akibat wabah selama abad ke-19 di China dan India.
Wabah Pes sendiri adalah penyakit yang ditularkan hewan ke manusia melalui kutusnya. Penyakit ini memiliki tingkat risiko kematian sebesar 30 hingga 60 persen. Tapi, sekarang penyakit Pes ini bisa diobati dengan antibiotik.
Adapun gejala wabah Pes termasuk demam tinggi, menggigil, mual, lemah dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan.