Suara.com - Tulang dan tubuh bayi yang baru lahir akan terus bertumbuh dan berkembang, termasuk kerangka tulang kepala atau tengkoraknya. Untuk mencegah kepala bayi peyang, para ibu sebisa mungkin akan memposisikan kepala bayi lurus saat berbaring.
Tapi tahukah Anda bahwa kepala bayi peyang bisa disebabkan oleh berbagai hal, dan tak hanya karena posisi tidurnya yang kerap miring.
Ahli neurologi anak Prof. Dr. Hardiono D. Pudponegoro, Sp.A (K) mengatakan jika ada 3 jenis kepala bayi peyang dilihat dari faktor penyebabnya.
1. Tulang kepala menutup cepat (Craniosynostosis)
Baca Juga: Hamil 60 Tahun, Wanita Ini Lahirkan Bayi yang Sudah Membatu
Tulang kepala terdapat 4 bagian, di mana keempatnya akan ikut membesar seiring semakin membesarnya otak. Bagian otak ini akan menutup dalam 2 hingga 3 tahun. Tapi masalahnya, kondisi cranoisynostosis ini menyebabkan keempat bagian kepala menutup lebih cepat dari seharusnya.
"Semua sambungan tulang menutup terlalu cepat bersama-sama. Akibanya, waktu saatnya membesar dia tidak membesar, karena tulangnya menutup, sehingga muncul gejala, makanya ini harus dioperasi segera," ujar Prof. Hardiono saat mengadakan live di Instagram, Rabu (8/7/2020).
2. Sambungan tulang tertentu menutup cepat
Pada anak normal, keempat sambungan tulang otak ini harusnya berkembang bersama-sama. Nah, masalah kepala peyang jenis ini hanya 1 hingga 2 bagian otak saja yang menutup dengan cepat. Alhasil, saat dilihat dari luar kepala terlihat peyang.
"Hanya satu atau dua sambungan saja yang menutup lebih cepat. Misalnya bagian depan menutup lebih cepat yang lain tidak, jadi waktu otaknya tumbuh dia akan melengkung kepalanya," paparnya.
Baca Juga: Program Bayi Tabung Banyak Aturan, Tyas Mirasih Belum Siap
3. Positional Plagipcephaly
Jenis kepala peyang satu inilah yang banyak di derita anak-anak normal pada umumnya, yaitu kepala peyang karena posisi kepala anak yang tidak tepat. Karena keempat bagian sambungan tulang kepala tidak menutup dengan cepat, ditambah posisi tidur anak saat otak membesar tidak tegak, hal ini bisa memicu kepala peyang.
"Biasanya karena positional plagiocephaly, atau bentuk kepala yang peyang karena posisi, ini relatif tidak bahaya," tutup Prof. Hardiono.