Studi: 35 Persen Jumlah Kematian selama Pandemi Tak Disebabkan Covid-19

Rabu, 08 Juli 2020 | 15:09 WIB
Studi: 35 Persen Jumlah Kematian selama Pandemi Tak Disebabkan Covid-19
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa di Amerika Serikat (AS), hingga 35 persen angka kematian selama fase awal pandemi  tidak secara langsung disebabkan oleh Covid-19.

Penelitian tersebut diterbitkan di jurnal JAMA yang menemukan bahwa laporan angka kematian keseluruhan di AS hanya sekitar  65 persen yang terkait degan Covid-19.

Dilansir dari Medical News Today, di 14 negara bagian  termasuk California dan Texas yang memiliki populasi besar  laporan menghubungkan kurang dari 50 persen kematian yang secara langsung terkait dengan Covid-19.

Prof. Steven Woolf, direktur emeritus dari Pusat Masyarakat dan Kesehatan Universitas Commonwealth Virginia di Richmond yang merupakan penulis utama studi ini menyebutkan bahwa para ahli telah meremehkan korban tewas selama pandemi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kota Depok Tertinggi di Kecamatan Sawangan, Ini Penyebabnya

"Ada beberapa alasan potensial untuk under-count ini. Beberapa di antaranya mungkin mencerminkan kurang pelaporan. Beberapa kasus mungkin melibatkan pasien dengan Covid-19 yang meninggal karena komplikasi terkait, seperti penyakit jantung, dan komplikasi tersebut mungkin telah terdaftar sebagai penyebab kematian daripada Covid-19," ujar Woolf.

"Tapi kemungkinan ketiga, yang kami cukup khawatirkan adalah kematian tidak langsung. Kematian yang disebabkan oleh respons terhadap pandemi. Orang-orang yang tidak pernah memiliki virus mungkin meninggal karena sebab lain karena efek pandemi yang menyebar, seperti perawatan medis yang tertunda, kesulitan ekonomi, atau tekanan emosional," imbuhnya.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Studi ini juga menemukan bahwa kematian berlebih yang tidak terkait dengan Covid-19 meningkat secara signifikan di negara-negara yang memiliki wabah penyakit terbesar selama puncak virus pada awal April. Ini termasuk Massachusetts, Michigan, New Jersey, New York, dan Pennsylvania.

Sebagai contoh, di negara-negara tersebut ada 96 persen lebih banyak kematian terkait diabetes daripada yang diperkirakan para ahli. Untuk penyakit jantung, angkanya mencapai 89 persen, untuk penyakit Alzheimer 64 persen, dan stroke 35 persen.

Para peneliti juga percaya bahwa pandemi yang berefek pada kesehatan mental orang mungkin berperan dalam angka tersebut.

Baca Juga: Setelah Empat Kali Tes Virus Corona, Presiden Brasil Dinyatakan Positif

"Kita tidak bisa melupakan kesehatan mental. Sejumlah orang yang berjuang dengan depresi, kecanduan, dan kondisi ekonomi yang sangat sulit yang disebabkan oleh penguncian mungkin menjadi semakin putus asa dan beberapa orang mungkin meninggal karena bunuh diri. Orang yang kecanduan opioid dan obat lain mungkin telah membuat orang overdosis," kata Profesol Woolf.

"Semua mengatakan, apa yang kami lihat adalah jumlah kematian jauh melampaui apa yang biasanya kami prediksi untuk tahun ini dan itu hanya dijelaskan sebagian karena masalah Covid-19," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI