Studi: Pengobatan Kanker Payudara akan Kurang Efektif pada Wanita Gemuk

Rabu, 08 Juli 2020 | 14:58 WIB
Studi: Pengobatan Kanker Payudara akan Kurang Efektif pada Wanita Gemuk
Ilustrasi wanita obesitas (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Obesitas dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, seperti sindrom metabolik, tekanan darah tinggi, hingga kanker. Maka dari itu, wanita gemuk diketahui memiliki risiko terkena kanker payudara serta risiko kambuh lebih tinggi.

Sekarang, sebuah penelitian baru mengungkap pengobatan kanker payudara mungkin kurang efektif pada wanita gemuk atau obesitas.

Studi yang terbit di Journal of Clinical Oncology menemukan wanita obesitas yang menjalani pengobatan docetaxel, obat kemoterapi umum, hanya mendapat sedikit manfaat dari pengabatan tersebut, dibandingkan wanita kurus.

Dilansir The Health Site, para peneliti menjelaskan lemak yang ada dalam tubuh dapat menyerap sebagian dari obat sebelum dapat mencapai tumor.

Baca Juga: Jangan Abaikan Sakit Telinga, itu Bisa Jadi Gejala Kanker Lidah

Para peneliti sampai pada kesimpulan ini setelah menganalisis data dari uji klinis yang melibatkan lebih dari 2.800 pasien kanker payudara selama lebih dari sepuluh tahun.

Ilustrasi balita obesitas. (Shutterstock)
Ilustrasi obesitas. (Shutterstock)

Pasien diberi kombinasi obat kemoterapi dengan atau tanpa docetaxel.

Analisis statistik dari data menunjukkan pasien yang kelebihan berat badan atau obesitas penerima docetaxel memiliki hasil yang lebih buruk daripada penerima dengan tubuh kurus. Hasilnya meningkatkan kekhawatiran saat merawat pasien kanker yang obesitas dengan docetaxel.

Para peneliti berspekulasi apakah ini juga berlaku untuk jenis kanker lain, seperti kanker prostat atau paru-paru. Temuan ini juga membuat mereka berpikir apakah obat kemoterapi lain tetapi dari satu jenis, seperti paclitaxel, akan menunjukkan efek yang sama.

Namun, mereka mencatat bahwa masih banyak penelitian diperlukan sebelum perubahan dalam pengobatan dapat diimplementasikan.

Baca Juga: Benarkah Pewarna Rambut Menyebabkan Kanker? Peneliti Masih Ragu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI