Dokter: Pasien Covid-19 yang Alami Koma Lebih Memilih Mati Daripada Siuman

Rabu, 08 Juli 2020 | 14:23 WIB
Dokter: Pasien Covid-19 yang Alami Koma Lebih Memilih Mati Daripada Siuman
Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Akibat koma itu, pasien biasanya mengalami delusi, halusinasi, dan gangguan stres pascatrauma yang bahkan bisa terjadi selama bertahun-tahun. Namun dampak fisik jangka panjang pada pasien covid-19 masih dipelajari oleh para ahli di seluruh dunia.

Beberapa pasien telah menderita kerusakan permanen pada paru-paru, ginjal dan jantung mereka, dan bahkan kerusakan otak. Beberapa bulan kemudian, pasien masih bisa menderita sesak napas, kelelahan, dan nyeri otot, kata para ahli.

Sekretaris Kesehatan Matt Hancock mengatakan ribuan pasien Covid-19 akan diteliti dalam penelitian tentang dampak jangka panjang virus.

Pemerintah telah meluncurkan studi terbesar di dunia ke dalam implikasi fisik dan mental dari virus untuk pasien yang dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Terapi Koktail Antibodi untuk Melawan Virus Corona Masuk Uji Klinis

Dipimpin oleh National Institute for Health Research (NIHR), Leicester Biomedical Research Centre, kemitraan antara Universitas Leicester dan Rumah Sakit Universitas Leicester NHS Trust, studi ini akan mengacu pada keahlian dari para peneliti dan dokter terkemuka dari seluruh Inggris.

Mereka akan mengumpulkan data, termasuk sampel darah dan paru-paru, untuk menilai pengaruh virus terhadap pasien dengan kondisi parah.

Penelitian ini juga untuk mencari jalan keluar dalam meningkatkan kesehatan mental pasien rawat inap dan bagaimana karakteristik individu seperti gender dan etnis bisa mempengaruhi masa pemulihan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI