Heboh Wabah Pes di Mongolia, Ternyata Penyakit Ini Sudah Ada Sejak Lama

Rabu, 08 Juli 2020 | 13:06 WIB
Heboh Wabah Pes di Mongolia, Ternyata Penyakit Ini Sudah Ada Sejak Lama
Ilustrasi marmut. (Pixabay/Katya36)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wabah pes atau bubonic plague yang ditemukan di Mongolia adalah penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh bakteri Yersinia. Bakteri ini hidup di beberapa hewan terutama tikus dan marmut yang berasal dari kutunya.

Penyakit menular ini termasuk bentuk paling umum dari infeksi yang bisa diderita orang. Wabah pes bisa menyebabkan nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening atau bubo yang terletak di ketiak maupun selangkangamm.

Secara historis, wabah pes juga disebut "black death" atau kematian hitam yang mengacu pada menghitamnya anggota tubuh akibat gangren terkait penyakit ini.

Tetapi, apakah wabah pes ini sudah ada sejak lama?

Baca Juga: Waduh, Suhu Rendah di Musim Dingin Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona!

Sebelumnya, China mendeteksi adanya kasus wabah pes di wilayah Mongolia. Menurut laporan yang dilansir dari Express, penyakit pes ini diderita oleh seorang gembala lokal yang sekarang masih dikarantina meski kondisinya stabil.

Para pejabat di China juga menyelidiki kasus lain yang dicurigai sebagai penyakit pes. Kasus pertama, dugaaan penyakit pes dilaporkan di sebuah rumah sakit di Urad Middle Banner, Bayannur City pada Sabtu (04/07/2020).

Ilustrasi marmut. (Pixabay)
Ilustrasi marmut. (Pixabay)

Kasus kedua, seorang bocah laki-laki usia 15 tahun yang telah berhubungan dengan seekor marmut. Tapi, belum diketahui jelasas awal mula kedua pasien itu terinfeksi penyakit pes.

Meski begitu, China tetap mengeluarkan peringatan siaga ketiga untuk berjaga-jaga. Karena, wabah yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu salah satu infeksi bakteri paling mematikan sepanjang sejarah.

Otoritas kesehatan di Bayannur pun sudah mendesak semua orang mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk meminimalkan risiko penularan dari orang ke orang.

Baca Juga: Lesi Mirip Cacar Air Bisa Jadi Tanda Virus Corona, ini Penjelasan Ahli!

"Saat ini ada risiko penyebaran wabah manusia di kota ini. Kita harus meningkatkan kesadaran dan kemampuan perlindungan diri," jelas otoritas kesehatan di Bayannur.

Otoritas kesehatan itu juga meminta semua orang untuk melaporkan marmut yang mati atau sakit sebagai tindakan pencegahan.

Secara historis, marmut memang bertanggung jawab atas wabah penyakit di wilayah tersebut. Selain penyakit pes, marmut juga menyebabkan epidemi wabah pneumonia tahun 1911 yang menewaskan 63 ribu orang di Timur Laut China.

Meskipun epidemi itu hanya terjadi setahun tapi marmut telah menyebabkan wabah penyakit selama bertahun-tahun.

Mei 2020 lalu, sepasang suami istri di Monngolia pun meninggal dunia akibat penyakit pes setelah mengonsumsi marmut mentah.

Masyarakat sekitar memang memercayai konsumsi ginjal marmut mentah baik untuk kesehatan tubuh. Tapi faktanya, hal tersebut sangat berbahaya dan mematikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI